Mate part 21 ; Usaha Luke

Mulai dari awal
                                    

"Aneh?" Luke semakin membuat Elena terpojok, sebelum Elena bertanya. Luke sudah mengetahui terlebih dahulu apa yang ingin di tanyakan gadis itu.

Elena menatap Luke ragu "Iya, aneh. Luke apakah kau sudah menikah?" Tanya Elena, Luke menahan tawanya.

Astaga, pertanyaan macam apa itu. Sudah jelas bahwa Elena adalah pendamping Luke dan akan di pastikan mereka berada di altar pernikahan nantinya, mengucapkan janji suci pernikahan di hadapan rakya dan petinggi istana Darwisen.

"Aku hanya akan menikah denganmu, mine." Ucap Luke setelah meredam tawanya, Luke tertawa, bukan seperti sifat dirinya.

"Mine? Aku tidak mengerti maksudmu." Tanya Elena polos, Luke menghela nafas.

Luke mengusap pipi Elena, halus. Gumam Luke dalam hati.
"Kau akan tau nanti." Balas Luke kemudian berdiri. Elena mengangguk, mungkin Luke masih mempunyai rahasia yang tidak ingin di ungkapkan padanya.

Luke mengulurkan tangan nya pada Elena, gadis itu tersenyum dan menerima uluran tangan Luke.
Luke menggenggam tangan Elena.

"Selanjutnya kita akan kemana?" Tanya Elena seraya berjalan dengan Luke yang menggenggam tangan nya, walaupun tangan Luke terasa dingin. Namun, rasa hangat terasa ketika Luke menggenggan tangan nya

Luke diam, ia berjalan menarik tangan Elena menuju suatu ruangan yang sering di singgahi oleh Luke.
Luke menghentikan langkahnya tepat di depan sebuah ruangan berpintu coklat dengan tulisan kuno, Luke membuka lebar-lebar pintu itu lalu masuk ke dalam ruangan itu.

Begitu Elena masuk ke dalam, Elena melihat Luke sudah menduduki sebuah kursi yang bisa menampung untuk dua orang, dan di hadapan Luke ada sebuah piano besar berwarna hitam, dari tampilan nya piano itu kuno. Namun, tak menutupi kesan indah.

"Tutup kembali pintunya."

Elena menutup pintu besar itu dan menatap sekeliling ruangan yang baru pertama kali ia singgahi, ruangan berwarna coklat dengan sebuah lampu gantung berada di bagian tengah di atap.

"Kemarilah." Elena menoleh dan menatap Luke yang baru saja memberi isyarat dengan menepuk sisi lain di sebelah Luke duduk. Walaupun ragu, Elena tetap mengikuti perintah Luke.

Dari jarak sedekat ini Elena dapat mencium aroma maskulin yang berasal dari Luke, ditatapnya Luke dari samping, wajah Luke pucat. Namun, terlihat tampan meskipun dengan wajah datarnya sekalipun, rambutnya terlihat berantakan dan sedikit berjambul, tampilan nya yang seperti itu menambah kesan tampan dalam diri Luke.

"Puas memandangiku?" Pertanyaan dari Luke langsung saja membuat Elena tersadar dari lamunan nya, Elena tertangkap basah sedang mengagumi Luke.

"Kau bisa memainkan piano ini?" Tanya Elena seraya menunjuk piano di hadapan nya dan Luke.

Luke menoleh sesaat dan tersenyum tipis "Tentu, kau mau melihat?" Tanya Luke, Elena mengangguk.

Sebelum memainkan piano di hadapan nya, Luke terlebih dahulu menggulung lengan kemeja panjang khas kerajaan Darwisen hingga sebatas siku. Luke melirik Elena yang menunggunya memainkan piano dengan serius.

jari jemari Luke mulai menekan Tuts-Tuts piano dengan lihai, lantunan lagu yang di mainkan oleh Luke mulai mengalun indah. Elena menatap jari jemari Luke yang sedang menekan Tuts piano, terlihat lihai dan penuh keharmonisan. Lagu yang di mainkan Luke sukses membuat suasana terasa nyaman dan indra pendengaran di manjakan oleh lantunan indah dari piano itu.

Elena memejamkan matanya dan merasakan dalam-dalam musik yang tengah mengalun indah itu, musik itu sangat harmonis dengan tempo yang tak terlalu cepat ataupun lambat.

My Beautiful Mate [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang