Surat Cinta

527 23 6
                                    

Untuk : gadis yang suka sama saya.

Hai. Apakabar? Apa kamu masih suka sama saya? Saya berharapnya kamu akan menjawab "iya" sambil cengengesan tak jelas seperti biasa.

Sebelumnya saya mau bilang terimakasih sama kamu. Kamu sudah repot-repot menyisakan satu ruang di hatimu hanya untuk nama saya. Tapi jujur, saya malah marah sama kamu. Kenapa? Saya akan jelaskan satu persatu. Mohon kamu mendengarkan.

Yang pertama, karena kamu tidak mau terang-terangan bicara dengan saya. Tiba-tiba saja setiap saya berjalan berpapasan denganmu di koridor, teman-temanmu cekikikan dan wajahmu merah. Itu mengganggu saya.

Yang kedua, kamu suka meng-kode saya di setiap tulisan di sosial media-mu. Bahkan kamu sempat-sempatnya mengirimkan puisi lewat nomor ponsel rahasiamu yang sebenarnya saya sudah tahu. Itu mengganggu saya.

Yang ketiga, kamu suka tersenyum dengan saya jika berpapasan di perpustakaan. Perpustakaan itu tempat belajar, bukan tempat senyam-senyum. Itu mengganggu saya.

Yang keempat, kamu suka menangis diam-diam di halte sekolah saat semua orang sudah pulang dan kamu baru saja selesai mengerjakan tugas di sekolah. Kamu ini bagaimana sih? Menangis kok di halte. Itu mengganggu saya.

Itu mengganggu saya karena :

1. Saya merasakan kalau wajah saya memerah saat teman-temanmu cekikikan. Mata saya juga tidak bisa berhenti melirikmu.
2. Saya bukan orang romantis, dan saya merasa malu karena saya kalah romantis dengan kamu. Saya juga tidak jago membuat puisi. Saya takut apabila saya mengirim puisi untukmu, tiba-tiba kamu kejang membacanya.

3. Saya terganggu dengan senyummu karena jantung saya berdetak dua kali lebih kencang daripada biasanya. Saya menjadi tidak fokus dengan bacaan saya karena kamu terus hinggap di pikiran saya.

4. Saya terganggu dengan tangisanmu karena saya menjadi ingin sekali berlari ke arahmu dan memelukmu sambil menghapus air matamu. Kamu tahu? Saya tersiksa setiap melihatmu seperti itu. Tapi saya tidak mungkin memelukmu dalam keadaan bau dan berkeringat karena saya habis main bola.

Itu kenapa saya marah sama kamu. Kenapa kamu tidak mengerti bahwa selama ini saya terus memujamu? Dan kenapa kamu masih menyukai saya padahal saya ini laki-laki bodoh yang tidak mau berterus terang dengan perasaan saya? Saya belum bisa mengatakannya dengan kamu, karena saya belum punya apa-apa. Saya masih sibuk mengumpulkan ilmu, dan tentunya modal agar saya bisa mengundang "Payung Teduh" di sebuah pernikahan yang kamu inginkan. Iya, pernikahan kita nanti. Hehe.

Maaf ya. Kamu tunggu saja saya. Kamu tidak perlu mengejar saya lagi. Karena kamu sudah sampai, di ruang hati saya.

Maaf dan terimakasih.

Dari : laki-laki yang gila bola, dan kamu.




Note :
- Ini bukan tulisan saya. Tulisan ini saya ambil dari official account bibliophilia tapi maaf saya gak tau nama penulisnya.
- Saya suka banget sama tulisan ini sehingga saya post di sini biar kalian-readers- bisa ngerasain kebaperan saya saat kalian baca tulisan ini.
- Saya benar-benar baper baca ini lho. Makanya kalian harus baca!

:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 15, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WORDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang