Apa dia akan meninggalkan hangatnya rengkuhan sang ibu?

Apa dia bisa memilikinya sendiri nanti?

"Putraku yang manis ini pasti bisa, kamu akan melakukannya sayang..."

"Benarkah?" Tanyanya basa-basi, hanya tidak ingin kehilangan suara lembut Seokjin yang selalu jadi mimpi-mimpi indah. "Tentu saja, cintamu pada keluargamu nanti- suami, anak-anak yang akan kamu lahirkan, adalah kuncinya. Sekarang tidurlah, tidak ingin membuat Taehyung menunggu karna kita terlambat 'kan?"

Sebenarnya masih ingin peluk-peluk, bermanja. Layaknya biasa, tapi Jin langsung mengusirnya-secara halus kekamar agar mereka besok tidak kesiangan. Yoongi sungguh tidak bisa tidur, siapa yang bisa nyenyak jikalau esok adalah hari pernikahannya?

Hati terasa bagai bom waktu, yang akan meledakkan euforia takdir. Impian, cinta, apapun itu tujuan hidupnya.

Berkomitmen denganku tidaklah mudah, kamu selalu tahu itu...

Jika itu kamu, maka aku siap.

Tatapan kosong Yoongi lempar pada langit-langit kamar. Setelah beberapa jam akhirnya mata terasa berat minta diistirahatkan, Yoongi mencoba ternyenyak diantara degupa jantung yang tidak stabil. Padahal dia akan menikah besok, tapi tak dapat memungkiri dari sekarang dia merasa gugup. Sudah seminggu ini tidak melihat Taehyung, karna dia sedang di pingit. Kekasihnya kerumah pun diusir waktu itu, jadi Taehyung dan Yoongi pasrah saja dipisahkan demi kebaikan seperti ini.

Tidak kok, ini bukan rindu.

Baby, i'm dancing in the dark, with you... Tak perlu waktu lama Yoongi untuk mengangkat dan benda persegi tipis itu sudah tertempel di telinga.

"Kamu kangen aku kan?"

Berat itu, suara husky yang berputar tiada jeda dikepala Yoongi seperti kaset rusak. Ini bukan rindu, tolong bilang padanya.

"Enggak," Siapa lagi itu kalau bukan Taehyung?

"Aku juga enggak sih, kalo gitu ngapain aku kesini?"

Dengan terburu tubuh ringkihnya melompat dari kasur berlari kecil ke balkon, dengan imut melongok pada Taehyung dibawah sana-wajah datar itu dan smartphone melekat ditelinga kiri, kenapa malam-malam menghantuinya sih? "Pulang sana, besok kesiangan loh,"

Desisan malas menggelombang dalam sinyal, masuk kedalam pendengaran Yoongi. "Aku sudah jauh-jauh kesini."

"Siapa suruh?" Balasnya telak.

"Melompatlah atau besok kita tidak akan menikah."

Yoongi ingin melempar handphone nya refleks agar wajah dibawah sana kehilangan ketampanannya, gila atau bagaimana disuruh melompat dari lantai dua sebegini tinggi? Yoongi takut ketinggian! "Aku akan mengangkapmu..."

"Kamu gila ya, ini lantai dua Tae!" Bisiknya emosi. "Kan sudah kubilang aku akan menangkapmu. Kenapa kamu selalu bikin aku mengulang kalimat sih?"

"Aku gak percaya kamu kuat nangkep aku."

"Setidaknya, bila jatuh, kau dan aku. Kita berdua. Buruan sini aku mau ngomong."

Ice Cream➖TaeGi [Discontinued]Where stories live. Discover now