1. Jendela

118 13 19
                                    

Bahagia nya ketika jatuh cinta
Bahagia nya ketika merasakan cinta pertama
Bahagianya ketika cinta kita dapat terbalas, namun manusia dapat bisa apa? Ketika cintanya bertepuk sebelah tangan.
Mengagumi seseorang namun tak pernah dipandang dengan orang itu.

#---#

Dia terlihat seperti biasa duduk diam termenung sendiri dan asik sendiri dengan kegiantannya itu tanpa peduli dengan sekitarnya.

"Lira.. kau sedang apa?" Seorang gadis menyadarkan lamunannya.

Aku Lira Samantha gadis 17 tahun duduk dibangku Sekolah Menengah Kejuruan sudah di semester 4.

"Lira.. Kau tak menjawabku." Tanya Mia.
"Oh. Maafkan aku mia." Jawabku
"Kau tak menjawab pertanyaanku.. apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya nya penuh antusias seperti biasa dia selalu berisik dan penuh keingintahuan.
"Aku tidak memikirkan apa apa mia. hanya membaca buku saja." Jawab dingin. Yah seperti ini lah aku dingin tanpa respon dan ekspresi.
"Ohh.. Ayolah Lira bergabung dengan kami memangnya kau tidak bosan duduk sendiri di mejamu itu. Lihat teman-temanmu sudah menunggu mu untuk bergabung." Ucapnya.
"Baiklah aku ikut."
Kami pun berjalan bersama yaahh mereka menjakku ke kantin karna kebetulan jam istirahat dan kami berlima mengobrol bersama.

Ku perkenalkan para sahabatku. Mia. Saira. Clara. Luisa. dan Friska kami tertawa bersama jangan kira aku tidak bisa bercanda dan tertawa aku tidak sedingin itu bila bersama sehabtku, lebih tepatnya aku memiliki dua sisi bukan maksud menakuti kalian tapi itu yang dikatakan para sahabatku.

Terlalu asik kami tertawa dan bercanda sampai tak menyadari dari belakang ada yang memelukku sontak aku kaget bahkan seluruh isi kantin itu menyaksikan kejadian itu.
Aku menoleh langsung sebuah senyuman kecil dan menggoda menyambutku.
Yahh dia Gabriel dia juga sahabatku dan cinta pertamaku.

"Lira aku merindukanmu." degg. jantungku berhenti.
"Gabriel tak bisakah kamu lepaskan pelukanmu itu. Banyak mata jahat disini." Jawabku dengan nada dingin.
"Baiklah. Tapi bisakah nanti kau menemaniku? Ini darurat!" pintanya dengan wajah memelas ya dia memang seperti itu jika ada maunya merayu. Memohon. Dan memasang wajah polosnya sungguh dia sangat tampan dengan ekspresinya itu.
"Kita mau kemana? Tak bisa kau lihat aku sedang bersama teman-temanku disini. Kau harus menggantri dan meminta izin mereka."
Ku lirik sahabat-sahabatku mereka tampak biasa biasa saja sudah tidak heran dengan kelakuan Gabriel bahkan mereka tau perasaanku kepada Gabriel.
"Aku tak peduli dengan mereka. Kau milikku." Dengan santai nya dia mengucapkan kata kata itu tanpa tau arti kata sesungguhnya.
"Milikmu? Aku ini milik ayah ibuku tau." Tanpa menjawab Gabriel langsung menarik tanganku langsung membawaku pergi. Oh God.. bagus sekarang tak ada yang mau menolongku.
"Ehh. non Lira ini minumannya." teriakan Mang Udin penjual kantin. Ya memang tadi aku memesan minuman.
"Biarkan disana mang.. Nanti lira bayar nya. Lira sedang diculik Mang." balas tetiakku
"Ehhhh..??" Bisa kulihat raut wajah mang udin yang binggung.

*.....*

Gabriel masih tetap menarik tanganku kali ini lebih lembut dia membawaku ketaman belakang?? yang benar saja untuk apa dia membawaku kesini.
Disini sepi tidak ada siapapun disini karna jarang ada siswa yang lewat atau duduk disini mereka lebih suka ketempat lain. jujur saja sekolahku banyak taman dan tempat nongkrong yang lebih ramai dan seru.
Aku hanya bisa diam dan menuruti langkahnya kami duduk disebuah kursi hanya ada kami berdua. Disini banyak bunga dan tanaman cuacanya sangat bagus sehingga dapat menikmati udara segar disini.

"Lira.." Gabriel tidur di pangkuanku tanpa dosa dia terkekeh.
"Hemmm...?" Dia memandangku huhh matanya sungguh indah. Batinku
"Lira.. Temani aku. Aku hanya ingin tidur sebentar disini." Wajah gabriel terlihat lelah.
"Ada apa Gabriel? Apa terjadi sesuatu dirumah?"

Alone AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang