Rey

13.2K 993 8
                                    

Hari sabtu hari libur aku bekerja. Hari dimana waktunya untuk bermalas-malasan. Aku akan selalu bangun siang untuk memulihkan energiku yang terkuras habis karna sebuah tuntutan pekerjaan.

Tapi kebiasaan itu musnah sudah dipagi hari libur ini. Seseorang yang tidak tau waktu tengah memencet bell pintu apartmenku berkali-kali. Membuatku mengumpat kesal dengan mata masih terpejam.

Oh shitt, siapa yang mengganggu hari liburku. Aarggghhh..

Aku beranjak hendak mengumpati orang gila yang mengganggu tidurku, masih dengan piyama yang bergambar bunny aku berjalan lunglai kedepan. Tanpa melihat interkom terlebih dahulu, aku langsung membuka pintu dan hendak memarahi orang gila itu.

Tapi begitu melihat siapa yang berdiri dihadapanku, ucapanku menggantung begitu saja. Seakan aku lupa terakhir kapan aku minum air mineral, rasanya kerongkonganku butuh air untuk saat ini.

"Siapa yang—" ucapanku terhenti ketika wajah tampan milik seseorang yang sedari kemarin membuatku memikirkannya berdiri menatap kearahku dengan senyuman yang oh tidak itu seringaian tampannya.

"Cih, selain bodoh ternyata kau pemalas" ledeknya singkat begitu saja memasuki apartmenku tanpa permisi.

Benar-benar tak tau sopan santun sama sekali.

"Untuk apa kau kesini? Kau tau, kau mengganggu acara bangun siangku" cerocosku yang sama sekali tidak diperdulikan christian.

Ya. Christianlah yang mengganggu acara tidur panjangku. Orang gila itu yang memencet bell pintu berkali-kali memekakan gendang telingaku.

Dia tengah mengamati sekeliling apartmenku. berbalik menatapku yang aku balas dengan pelototan mataku.

"Tapi kau cukup bersih mengingat dirimu seorang laki-laki." Ujarnya mengabaikan pelototanku.

"Pergi dari sini christian" usirku menunjuk arah pintu.

"Cepatlah bersiap kita akan pergi jalan-jalan dihari libur ini."

"Ap-apa maksudmu dengan jalan-jalan? Hari ini aku ingin tidur panjang sialan" umpatku pada christian.

Yang benar saja, tidak pernah sekalipun dihari libur aku terfikirkan tentang jalan-jalan. Bagiku hal itu malah akan mengurasa tenagaku saja.
Belum lagi jalan-jalan bersama christian. Oh tidak, aku akan mati kutu disamping christian. Mengingat yahh kalian tau aku mulai terpesona pada bos besarku itu.

"Kau tidak lupa nanti malam acara ulang tahun chesy bukan? Aku ingin mengajakmu membeli sebuah kado dan baju untukmu" Ujarnya santai, namun bagiku itu sebuah penekanan.

Cih, manusia licik. Andai saja aku tidak menyetujui permainan konyol christian itu pasti aku sudah tidur pulas sampaj sore hari.

Aarrgghh aku menangisi penderitaanku sendiri.

"Kau benar-benar licik" protesku tak terima mengumpati christian berjalan ke arah kamar mandi.

"Ayo cepat pergi dari sini" ujarku pada christian masih dengan raut wajah cemberut.

"Aku tidak ingin keluar jika raut wajahmu masih seperti badut menangis. Tersenyumlah untukku" pintanya acuh, mengabaikan kekesalanku yang sudah mencapai ubun-ubun kepalaku yang siap meledak.

"Dasar sialan jika bukan karena pekerjaan aku tidak sudi melakukan ini. Christian sialan" umpatku dalam hati.

Aku melakukan apa yang christian pinta. Tersenyum manis dihadapannya.

"Ohhh tidak tidak, berhenti tersenyum. Kau membuat jantungku berdebar" ledeknya.

"Sialan kau christiannn" aku mengejar chriatian yang sudah lari ngacir keluar apartmen.

Love Big Boss [Manxboy]Where stories live. Discover now