4. Anggota Baru

3.5K 246 44
                                    

Yosh, berapa minggu nih terakhir kali update Red Apple wkwkwk lama banget yak... maaaaaffffff >o< terakhir update 4 maret dan sekarang udah mei :v sebulan lebih nih #

Oh ya, itu di mulmed ada potonya kak Ari... ganteng kan? ganteng kan? ganteng dong... #maksa

Ok deh, silahkan dinikmati sajo ho ho ho

Descendant of DeathMater by Daina Amare

Hidden Assassin by pepperrujak

­_Akai

Setelah pertarungan one on one antara aku dan Ryo kemarin, Ari memutuskan untuk membawaku kembali ke kediamannya. Dia dengan semangat meyakinkan semua orang bahwa aku sehat-sehat saja, tidak terinfeksi atau mengalami mutasi apapun.

“Aku membuatkan jus wortel untukmu, tidak apa-apa kan kalau bukan apel?” tanya Ari saat meletakkan segelas jus wortel di atas meja di depanku. Aku mengangguk saja. Aku tidak suka pilih-pilih makanan meskipun jika ditawari ingin makan apa aku pasti akan menjawab ingin makal apel, begitu juga dengan minuman.

Setelah itu Ari menyajikan sepiring steak untukku.

“Kau harus banyak makan daging, biar cepat besar,” katanya menasihati. Dia kemudian duduk di kursi yang bersisian denganku. Di depannya juga sudah ada segelas jus wortel dan sepiring steak sama sepertiku.

“Hn, terima kasih,” ucapku sambil mengangguk.

“Makanlah, setelah ini ada hal yang ingin kubicarakan denganmu,” dan dia menyuap potongan daging steak yang lebih dulu sudah dia potong kecil-kecil.

Aku mengangguk lagi, dan mengikutinya menikmati steak daging hasil karyanya.

“Habiskan, aku membuat itu khusus untukmu,” setelah menghabiskan steak buatan Ari, dia menyuguhkan sepiring penuh pie apel kesukaanku.

Aku mengangguk diam, meskipun sebenarnya aku sangat berterima kasih padanya.

“Kita bicara sambil menemanimu menghabiskan itu,” katanya lagi, kembali duduk di kursinya tadi dan menopang dagunya dengan sebelah tangannya sambil mengawasiku yang pelan-pelan memakan pie apel buatannya.

“Silahkan bicara, aku akan mendengarkan,” kataku pada Ari.

Ari diam sebentar, kemudian bertanya, “Jika aku mengajakmu bergabung dengan guardian paladin, apa kau minat?”

Aku memandangnya sebentar, menjawab “Tidak” dengan cepat dan kembali melanjutkan menikmati pie apel di depanku.

“Cepat sekali kau memutuskan,” katanya kaget dan juga kecewa.

“Berikan aku alasan kenapa aku harus mau menerima tawaranmu,” aku menghentikan kegiatanku menikmati pie apel lezat di depanku untuk lebih memperhatikan pembicaraan Ari.

“Banyak. Hutang budi misalnya,” katanya ragu-ragu. Aku tau dia sebenarnya tidak ingin menggunakan alasan seperti itu. “Lagi pula, bukankah lebih baik bergabung sebagai anggota paladin daripada jadi tawanan?” lanjutnya tersenyum mencurigakan.

“Kau mengancamku? Kau ingin mengembalikanku ke ruang isolasi saat aku tidak menerima tawaranmu?”

“Mungkin...,” jawabnya main-main. Senyum aneh di bibirnya semakin melebar.

“Baiklah kalau begitu. Hitung-hitung mengisi waktu luang sambil sedikit-sedikit mengingat-ingat masa laluku,” jawabku tenang, dan pie apel di depanku kulahap lagi. Ah rasanya benar-benar enak.

Red AppleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang