6. Mata yang Sama

2.7K 240 39
                                    

Descendant of DeathMaster by Daina Amare

Hidden Assassin by pepperrujak

...

_Akai

.

“Sebuah serangan besar-besaran dilakukan Dr. TsaraniaKova Gabriel di China!”

“Segera siapkan pasukan untuk pertahanan dan penyelamatan! Tim medis pergi bersama Mikia! Yang lainnya ikuti perintah Kapten Ryo Kisaragi!”

Aku sedang menikmati apel pagiku, ketika suara sirine tanda darurat dibunyikan dan mikrofon di setiap sudut berbunyi nyaring, mengeluarkan perintah untuk semua pasukan agar bersiap melakukan misi penyelamatan.

Ari bejalan cepat ke arahku, pedang peraknya sudah siap di genggaman tangan kirinya.

“Misi pertamamu. Kau siap?” tanyanya tegas.

“Hn,” aku mengangguk dan membuang sisah apel yang tinggal bagian tengahnya saja ke tempat sampah. “Ayo,”

Dan kaki kami melangkah mantap untuk bertemu adik kesayangan Ari, Dr. TsaraniaKova Grabiel.

Tasuku, begitulah Ari menyebutnya. Saat kami sedang berdua dan menikmati pie apel di malam hari, Ari sering menceritakan tentang adik kesayangannya itu. Dia selalu mengagung-agungkan Tasuku, Tasuku anak yang baik, Tasuku cerdas dan pintar, Tasuku sangat tampan, Tasuku sangat manja pada Ari, dan masih banyak lagi.

Namun, Tasuku sekarang menjelma menjadi sosok paling ditakuti manusia di muka bumi. Sejak darah milik Stast the Origin disuntikkan ke dalam tubuh Tasuku, pemuda baik hati itu pun berubah menjadi dewa kematian. Dia membawa teror di mana-mana, membuat virus undead jenis baru, dan yang paling menyakitkan adalah membawa Daina, istri dari Tasuku sendiri yang juga sangat dicintai oleh Ari.

Aku tidak mengerti dengan masalah rumit seperti itu, yang aku tahu hanya, Ari dan Tasuku yang sama-sama ingin membuat perubahan di dunia ini. Mereka mencari keadilan dengan cara mereka sendiri-sendiri. Dan hal itu sungguh membuatku bingung, jika mereka mencari ‘keadilan’ yang sama, kenapa mereka saling bertempur? Dasar bodoh.

...

...

...

Ari berada di sampingku ketika tanganku berlumuran darah zombi yang baru saja kucincang. Ari bilang zombi kali ini jauh berbeda dengan zombi yang selama ini ada.

“Lagi-lagi Tasuku menciptakan virus baru,” begitulah yang kudengar dari gumamannya.

Zombi kali ini memang banyak berbeda dari zombi yang dulu pertama kali kuhadapi saat bersama Mikia. Mereka lebih segar dan tubuh mereka lebih padat. Ari bilang, dulu Tasuku pernah menciptakan virus yang hampir sama seperti ini saat melakukan penyerangan ke gedung putih Amerika Serikat, tapi sepertinya yang sekarang tingkat infeksinya jauh lebih cepat dan hasilnya pun jauh lebih baik.

“Di sini hanya ada zombi-zombi seperti ini. Kau mau tetap berada di sini atau mencari adikmu?” tanyaku pada Ari sambil mematahkan satu kepala zombi yang tadi sempat melompat ke arahku.

“Jika aku tahu keberadaan Tasuku dari tadi, aku pasti tidak akan lama-lama berada di sini,” dan Ari menjawabku dengan pedang peraknya yang berhasil menebas tiga zombi yang menghalangi jalannya.

Aku menghentikan langkahku sehingga membuat Ari ikut-ikutan berhenti.

“Ada apa?” tanyanya.

“Ada kekuatan besar,”

Red AppleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang