Mate part 10 ; hukuman mati

Start from the beginning
                                    

Luke berdecih muak
"Aku tidak ingin mencari pasangan yang bukan mateku sendiri, seperti dirimu yang sangat bodoh memilih mate orang lain di bandingkan matemu sendiri."

Raja Jordin terdiam setelah Luke mengucapkan kata-kata yang merupakan rahasianya sejak dahulu. Rahasia nya sudah terbongkar begitu saja oleh pangeran Luke.

"Kau tidak tau apapun tentang kehidupan kami pangeran." Ratu Isabella angkat bicara.

Luke menatap Ratu Isabella seraya menaikan satu alisnya
"Walaupun tidak kalian beritahukan, aku sudah mengetahui apapun yang terjadi pada kehidupan kalian." Luke tersenyum sinis saat melihat Ratu Isabella terdiam.

Lalu Luke menatap ke arah Putri Felicia "Dan kau, sebagai perempuan kau harus bisa menjaga harga dirimu. Bagaimana bisa kau menyerahkan dirimu begitu saja untuk di nikahi. Kau pantas menerima penolakanku kau tidak bisa membedakan antara pasangan mate dan yang bukan mate, karena memang matemu sendiri yang sudah memilih wanita lain untuk menjadi matenya." Ujar Luke tajam.

Putri Felicia bangkit berdiri
"Apakah salah jika aku menyukai seorang pangeran? Apakah aku tidak mempunyai kesempatan untuk hidup bersama mu pangeran? Walaupun hanya beberapa tahun aku sanggup."

"Kau tidak salah." Timpal Raja Jordin.

"Tentu salah Putri Felicia, kau salah karena sudah mencintai mate orang lain." Balas Luke dengan iris matanya yang berkilat merah.

"Raja Jordin aku menolak hadiahmu, dan ajarkan pada putrimu untuk melupakan rasa cintanya padaku, karena percuma. Aku tidak akan membalas cinta putrimu." Balas Luke.

"Aku akan kembali ke istanaku, aku ucapkan terima kasih atas jamuan nya." pamit Luke seraya berjalan melewati Putri Felicia
"Lupakan cintamu, atau kau akan menyesal." Ucap Luke penuh ancaman dengan nada suara dingin nya. Setelah itu Luke langsung melesat pergi dari hadapan para anggota kerajaan Gultam.

Putri Felicia terdiam setelah mendengar perkataan Luke yang penuh dengan ancaman. Namun, putri Felicia tidak akan menyerah begitu saja. Ia menatap Ayahnya.
"Ayah, aku tidak akan bisa melupakan pangeran Luke." Ujar Putri Felicia kepada Raja Jordin dengan nada suara rendah.

Raja Jordin mengangguk, ia mengetahui bahwa rasa cinta putrinya terhadap Luke sangatlah besar. Namun, apa daya dirinya yang tak kuasa menentang ucapan pangeran Luke.

Ratu Isabella mengelus punggung Putri Felicia "Kau tidak usah khawatir, kita harus bisa menjalin hubungan baik dengan kerajaan Darwisen, karena dari sana kau bisa dekat dengan pangeran Luke." Ujar Ratu Isabella menyemangati putri tunggalnya.

"Ayah, apakah kita bisa berkunjung ke istana Darwisen?" Tanya Putri Felicia.
Raja Jordin tersenyum
"Kita bisa mengunjungi istana Darwisen sebagai ucapan rasa terima kasih." Jawab Raja Jordin. Ratu Isabella dan Putri Felicia tersenyum senang setelah mendengar ucapan Raja Jordin.

🏰🏰🏰


Seperti biasanya, menjelang detik-detik penghukuman mati. Para prajurit mulai mempersiapkan segala benda-benda dan senjata untuk Lord mereka gunakan dalam penghukuman mati seseorang itu.
Penghukuman akan dilakukan di sebuah ruangan lebar yang berada di luar istana. Namun, masih masuk ke dalam kawasan istana. Tempat itu adalah tempat khusus para penghianat istana di hukum.

Setiap sisi ruangan itu di jaga ketat oleh beberapa warrior, karena mereka tidak akan membiarkan seseorang menolong seseorang yang akan segera menjalani hukuman.

Sebuah tiang yang terbuat dari kayu berada di tengah-tengah ruangan ini, tiang itu yang akan menjadi alat untuk hukuman mati. Seseorang yang akan menjalani hukuman mati yaitu dengan cara berada di bawah tiang kayu itu dengan kepala yang berada di tali yang di kaitkan di ujung tiang.

My Beautiful Mate [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now