[XXI Bagian 2] Hari Bahagia

Mulai dari awal
                                    

Dengan kebaya berwarna gold, dengan detail hiasan berwarna hijau di pundak, Asya pun terlihat menawan mengenakannya, ditambah dengan riasan yang soft pada wajahnya. Berkali-kali dirinya harus tersenyum puas melihat pantulannya di cermin. Tidak menyangka dirinya akan diubah menjadi secantik itu oleh sahabatnya.

Kila berdecak kagum melihat putrinya, "Anak Mama, cantik banget. Kan emang nurun dari gen punya Mama sih, jadi top pokoknya!" tukasnya, menyelipkan kebanggaan akan dirinya sendiri di gurauannya.

"Iya, Ma. Gennya Mama aja, nanti biar Asya bilang ke Papa kalau selama ini Mama ternyata aseksual!" balas Asya dengan cekikikan ketika melihat Mamanya terlihat kesal dan mencubit punggung tangannya.

Tiara menengahi pertengkaran Ibu dan Anak itu sebelum mereka main cakar-cakaran, "Tante Wina, Tante Kila, ayo kita keluar. Asya udah ditunggu sama Masnya di depan kamar," ujarnya.

Kemudian, Asya ditinggalkan sendiri di kamar hotel itu. Membiarkan fotografer membidik dan mengabadikan momen di hari bahagianya itu.

Tanpa mengetuk, Rayhan menyelonong masuk untuk menjemput Asya. Rayhan terlihat gagah seperti biasanya, dengan seragam dan baret hijaunya. Tangan Rayhan sudah menggenggam jemari Asya, menuntun pengantinnya perlahan untuk keluar dari hotel.

"Mas pengen deh, tapi takut." Rayhan berujar ambigu.

Asya mengernyitkan dahinya, menunggu lift untuk sampai ke lantai dasar. "Pengen apa? Ga jelas ih," ucapnya kesal.

"Pengen cium tapi takut kena amuk," sahut Rayhan kemudian. Asya sudah melongo dan mencubit pinggang suaminya habis-habisan.

"Udah tahu aku cantik-cantik gini, malah mau ngerusak. Dasar, cabul."

Lift pun berdenting, Rayhan yang masih terbahak karena sahutan Asya itu menggandeng tangan wanitanya hingga sampai ke depan hotel, di mana mobil yang akan mengantar mereka Balai Kartini Expo, Jakarta. Tempat di mana resepsi pernikahan mereka digelar.

Rayhan langsung membukakan pintu mobil untuk wanitanya setelah mobil yang membawa mereka telah sampai di depan Balai Kartini.

Asya menangkap basah Rayhan mengembuskan napas kuat-kuat, dia pun mengelus pundak suaminya yang terdapat pangkat balok kuning tiga di sana. "Mas gugup?" tanyanya.

Pertanyaan Asya itu dijawab dengan gelengan oleh Rayhan. "Nggak, lemesin tubuh aja ini Mas. Ayo, kita udah telat," ucapnya sembari menggandeng pengantinnya.

Balai Kartini Expo telah disulap oleh tim dekor yang disewa Rayhan dan Asya menjadi penuh dengan hiasan glamor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Balai Kartini Expo telah disulap oleh tim dekor yang disewa Rayhan dan Asya menjadi penuh dengan hiasan glamor. Dominan dekorasi dengan nuansa putih elegan, dan sentuhan gold yang diimpikan Asya selama ini terwujud. Tempat resepsi mereka terlihat mewah, langit-langitnya pun dihias dengan lighting dan replika bunga berwarna putih yang membuat dekorasi gedung semakin eksotis.

Asya sudah menggenggam buket bunganya dengan gugup, Rayhan sudah menenangkannya dengan mengelus pelan punggung tangan yang digandengnya. Pasukan pedang pora yang merupakan adik-adik angkatan Rayhan telah bersiap pada posisi, pun Genderang Suling Canka Lokananta, pertanda upacara pedang pora akan dimulai. Kedua mempelai mengambil posisi di antara apitan macan tidar.

Would You Still Love Me The Same?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang