"Mulai sekarang, jangan pernah menggangu hidupku!" Sasuke berdiri meninggalkan Hinata yang terisak kecil.

Mereka tidak tau bahwa percakapannya didengar jelas oleh seorang pemuda yang pura-pura tidur.

Shikamaru yang mendengar perkataan Sasuke merasa iba melihat Hinata.

***

Hinata berjalan dengan lesu di belakang sekolahnya. Dia tidak bersemangat memakan bekal makanannya.

Hinata sangat mencintai Sasuke. Dia rela melakukan segala cara untuk bisa bersama Sasuke. Bahkan dia merengek kepada tousannya hanya agar dia bisa satu kelas dengan Sasuke.

Ayah Hinata adalah donatur tetap di sekolah dimana Hinata dan Sasuke menempuh pendidikannya.

Sasuke pemuda jenius. Dia tahu bahwa Hinata menyukai dirinya.
Keluarga Sasuke pindah ke Konoha saat Sasuke berusia 13 tahun. Dan teman pertamanya di Konoha adalah Hinata.

Rumah mereka bersebelahan, bahkan kamar Sasuke dan Hinata saling berhadapan.

Mereka bukanlah sepasang kekasih.
Sahabat? Juga bukan.
Sasuke terlalu dingin kalau sedang berhadapan dengan Hinata.
Dia tidak menyukai Hinata.

Hinata selalu berada disekitarnya. Dia selalu berada di rumah Sasuke. Mengganggu Sasuke dengan pertanyaan tak penting, dan hampir setiap hari ikut dalam acara makan malam keluarganya.

Ibu Sasuke sangat menyukai Hinata, mereka selalu memasak, menonton dan bercanda bersama. Ibu Sasuke pula yang memaksa Sasuke selalu berangkat dan pulang bersama Hinata. Dan itu menambah daftar kebencian Sasuke terhadap Hinata.

Hinata dan Sasuke siswa kelas 2 di Konoha High School. Sekolah ternama yang berada di Konoha.

Skip

Hinata berjalan di lorong dan melihat ke tengah lapangan. Dimana sang pujaan hati sedang bermain sepak bola. Dia tersenyum tipis saat melihat aksi Sasuke menggiring bola.

Senyumnya memudar kala seorang gadis cantik memberikan handuk dan botol air minum kepada Sasuke.

Hinata tidak bodoh. Dia tahu kalau gadis itu menyukai Sasuke.
Dan yang membuat Hinata pedih adalah Sasuke juga menyukai gadis musim semi itu.

"Hoi Hinata- chan, kau di panggil Kurenai sensei!" seru salah satu temannya.

"Oh, ya terima kasih." Hinata segera menuju ruangan sensei cantik itu.

Seorang pria menatap kepergian Hinata dengan menyeringai.

***

Tok tok...

"Permisi sensei." Hinata membuka pintu ruangan Kurenai dengan pelan. Mengedarkan pandangannya guna mencari senseinya.

"Masuk Hinata, dan tutup pintunya!"

Hinata menutup pintu, dan berjalan ke arah Kurenai.

"Hinata, nilai fisikamu menurun akhir-akhir ini, sebentar lagi ujian dan kau akan naik kelas 3."

Hinata yang mendengarkan hanya diam dan menunduk.

"Aku akan memberi kau tambahan kelas untuk memperbaiki nilai-nilaimu, Hinata." Kurenai menekan telepon yang ada di dekatnya dan memanggil salah satu guru pembimbing.

"Kakashi, kemarilah sebentar!"
Kurenai menutup telepon dan memandang Hinata.

Tok tok...

"Masuk!"

"Kau memanggilku Kurenai?" tanya pria bermasker kepada Kurenai.

"Hm, kalau tidak salah rumahmu berdekatan dengan Hinata kan? Aku ingin kamu memberi les tambahan di rumah Hinata!"

BatasKde žijí příběhy. Začni objevovat