"Enggak ada apa-apa kok, itu urusan bisnis aja." jawab Mondy.
Dan terlihat Raya menganggukkan kepalanya percaya dengan apa yang dikatakan Mondy.
Mondy akhirnya benar-benar bisa bernafas lega.

Sesaat kemudian dokter Wira memasuki kamar untuk memeriksa keadaan Raya.
Dan dokter mengatakan Raya sudah bisa pulang hari ini juga.

"Jadi Raya udah boleh pulang hari ini dok ?" tanya Mondy pada dokter yang memeriksa kondisi Raya.

Dokter itu tersenyum dan mengangguk.
"Sudah pak, kondisinya sudah sangat baik. Jadi sudah boleh pulang." ucap dokter.
Mondy tersenyum senang mendengar penjelasan dokter Wira namun berbeda dengan Raya yang berubah murung.

"Ya sudah, saya permisi dulu." ucap dokter Wira.

"Kok kamu kayak gak senang gitu udah boleh pulang ?" tanya Mondy. Raya hanya diam dan menundukkan kepalanya.

Mondy menangkup wajah Raya dan mendongakkan wajah tersebut agar menatapnya.
Mondy heran melihat mata Raya yang telah berkaca-kaca.
Dan sedetik kemudian air mata telah jatuh membasahi pipi Raya.

"Ray, kamu kenapa nangis ?" tanya Mondy lembut.

"A-aku hiks... rumahku Mon..." Mondy mendekap Raya erat dan membiarkan Raya menangis di pelukannya tak peduli jika kemeja yang dikenakannya akan basah terkena air mata Raya.
Sebelum Raya melanjutkan perkataannya Mondy telah mengerti kegundahan hati Raya.

"Untuk sementara kamu pulang ke rumahku ya." ucap Mondy di sela pelukan mereka.

Namun Mondy merasa Raya menggelengkan kepalanya.
Mondy melepaskan pelukannya dan menghapus air mata Raya.

"Ray aku mohon hanya sementara kok, besok rumah kamu udah mulai di renovasi. Jadi sementara waktu sambil menunggu selesai kamu tinggal di rumah aku aja dulu, mama juga pasti seneng kok kalau kamu tinggal di rumah." ucap Mondy.

Akhirnya mau tak mau Raya menyetujui usulan Mondy. Lagipula hanya kurang lebih seminggu pikirnya.

**

Sore harinya Raya dan Mondy pulang dari rumah sakit menuju rumah Mondy.

Kedua orang tua Mondy telah siap di depan pintu untuk menyambut Raya dan Mondy.
Mondy memang telah memberi tahu bahwa Raya akan menginap sampai rumahnya selesai di renovasi.

Raya menyalami kedua orang tua Mondy sopan. Setelahnya Fatma menggandeng Raya masuk dan mengantar Raya ke kamar tamu.
Sedangkan Mondy juga masuk ke kamarnya untuk membersihkan diri dan mengganti pakaian.

"Nah ini kamar kamu, kamu istirahat dulu ya. Jangan sungkan, anggap aja rumah sendiri." ucap Fatma.

Raya terharu melihat kebaikan keluarga Mondy padanya. Setidaknya dari musibah yang terjadi padanya masih banyak yang harus dia syukuri salah satunya memiliki Mondy dan keluarganya yang selalu berada di sisinya dan menyayanginya seperti keluarga sendiri.

Fatma akan berbalik keluar dari kamar Raya namun panggilan Raya menghentikannya.
"Terimakasih banyak tante." Raya memeluk Fatma erat dan tak kuasa menahan air matanya. Fatma pun membalas pelukan Raya, layaknya ibu dan anak.

***

Pukul lima sore Raya terbangun dari tidurnya. Ia segera membersihkan dirinya. Setelah mandi Raya turun dan berjalan ke dapur.
Dilihatnya bik Sri pembantu Mondy sedang menyiapkan makan malam.

"Bi, Raya bantu ya." Raya mengambil beberapa sayur di atas meja yang belum terpotong.

Bi Sri sempat kaget dan menolak sopan saat Raya berniat membantunya. Tapi Raya terus memaksa dan akhirnya mereka mengerjakannya bersama.

Kisah AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang