Game - 03. The Zoo - Part 1

Start from the beginning
                                        


Tidak lama setelah memasuki terowongan, aku mulai mencium bau khas yang kini sudah sangat aku kenali.

Bau darah.

Terowongan ini tidak begitu memusingkan seperti labirin. Terowongan ini lebih mirip lorong panjang dengan beberapa cabang yang menuju ke kandang hewan. Ketika aku berada di tengah terowongan, kutemukan cabang yang menuju ke ruangan staff di mana terdapat banyak lemari penyimpanan. Tidak terlalu sulit untuk menemukan lemari yang dimaksud. Lemari dengan nametag bergambar "kaki" di pintunya, mengingatkanku pada mitos aneh dari tempat ini. Ketika kulihat kedalam isi dari lemari tersebut, ada beberapa suntikan yang sudah terisi dengan cairan berwarna biru, beberapa kunci, tiga buah handphone, dan sebuah kamera SLR.


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Aku berjalan lebih dalam lagi, sampai akhirnya, aku berada di ujung terowongan. Ada tiga pintu ruangan di ujung terowongan ini, dengan bau darah yang semakin menyengat. Dan aku yakin salah satu dari tiga ruangan ini ada "The Killer" di dalamnya.

Kucoba untuk memeriksa pintu yang ada di sebelah kiri terlebih dahulu. Setelah pintu secara perlahan kubuka lebar, badanku gemetar karena terkejut dengan apa yang kulihat di dalamnya. Kutemukan mayat-mayat anak muda, yang tergeletak di lantai maupun yang tergantung di langit-langit, memenuhi ruangan ini. Menyeramkannya, mereka semua berlumuran darah, yang sepertinya karena habis disiksa, dan semuanya kehilangan satu kaki.

Ada seorang perempuan, yang duduk di dekat pintu dengan tangannya yang terikat menggantung ke atas, yang kakinya masih lengkap. Kurasa dia masih hidup, karena aku mendengar suara nafasnya yang berat. Tapi tujuanku disini bukan menjadi seorang pahlawan, jadi yang bisa kulakukan hanyalah melepaskan ikatannya. Lagi pula aku tidak yakin dia akan selamat dengan keadaan yang mengenaskan seperti itu.

Aku menenangkan diriku sesaat dan melanjutkan untuk memeriksa pintu yang berada di sebelah kanan, pintu dengan tulisan Thropy Room. Ketika aku melihat isi dari ruangan itu, kakiku bergetar hebat dan mulai melemas. Kali ini, kutemukan banyak kaki-kaki yang tergantung di dinding. Dari kaki hewan sampai kaki manusia. Kecil ataupun besar. Bahkan kutemukan kaki gajah yang membuatku bertanya-tanya, tergantung tepat dihadapanku.

Monster apa yang bisa melakukan ini?

Panik mulai merasuki tubuhku. Aku mulai merasa takut dengan "The Killer" yang akan kuhadapi. Ingin rasanya aku kembali, tapi aku sudah tidak bisa untuk mundur dan membuat orang lain menerima hukuman dari buku itu. Aku tenangkan diriku, dengan mengingat apa yang telah terjadi pada ibuku. Setelah sedikit lebih tenang, aku lanjutkan membuka pintu terakhir dengan memegang pisau yang kusiapkan di tangan kananku.

Bukan "The Killer", atau pun mayat yang aku temu di dalamnya. Tetapi seorang anak laki-laki kecil yang sedang tetidur pulas di atas kasurnya, terselimuti dengan selimut bergambarkan kaki. Aku sedikit ragu untuk memeriksa siapa anak kecil itu, karena kupikir ini adalah jebakan dari "The Killer". Karena mungkin ada anak kecil yang bisa tertidur pulas di sini dengan dikelilingi ruangan pembantaian dan ruangan penuh dengan kaki.

GameWhere stories live. Discover now