part 16

1.6K 249 13
                                    

WARNING!! KARENA FF INI TELALU LAMA VAKUM DISARANKAN UNTUK MEMBACA ULANG H3H3..
.

.

.

"Selamat nyonya, anda sedang mengandung" Ucap dokter itu.

Yoona membeku atas apa yang baru saja indra pendengarnya tangkap. Mengandung? apakah maksudnya ia hamil?

"nyonya Im..." suara itu menyadarkan Yoona

"ah nee dokter"

"kandungan anda berusia 5 minggu nyonya, itu masih terlalu lemah jadi saya sarankan anda mengurangi kegiatan anda diluar dan istirahat dirumah, juga komsumsi makanan bergizi lebih banyak".

Yoona hanya mengangguk paham, tak banyak mengeluarkan ekspresi bahagia atau terkejut seperti ibu hamil pada umum. Tentu saja terbesit bahagia dalam dirinya karena ada makhluk kecil yang tumbuh dalam rahimnya, tapi apakah Sehun akan ikut bahagia? 

"tentu saja" ucap Yoona mantap dan melangkahkan kakinya percaya diri.

**

Yoona sangat mematuhi saran dokter mulai dari membeli buah-buahan yang dia beli sebelum menuju rumah,dan walaupun ini masih jam kerja Yoona akan memilih pulang lebih awal karena Yoona bertekad menjaga bayi kecil yang baru saja tumbuh itu.

Dengan senyum berseri Yoona melangkahkan kakinya memasuki kediaman keluarga Im, tapi langkah Yoona tiba-tiba saja berhenti setelah mendengar suara yang begitu yoona kenal.

"Yoona..."

"eonni" lirih Yoona yang masih bisa didengar Yuri.

Lama saling mematung dan memandang satu sama lain tapi Yoona yang lebih dulu memutus kontak mata mereka. Yoona tidak ingin pertahanannya hancur begitu saja, Yoona tidak ingin begitu saja memaafkan Yuri. Setidaknya Yuri harus sama menderita dengan dirinya dulu.

"Apa yang membuatmu kemari?" tanya Yoona yang perlahan berjalan mendekati Yuri.

Tentu saja pertanyaan Yoona membuat Yuri gelagapan, Yuri hanya sangat khawatir karena Seulgi mengatakan adiknya itu akan memeriksakan diri ke dokter dan terlebih lagi Seulgi juga mengatakan Yoona akan pulang lebih awal, yah Yuri hanya khawatir.

Pada akhirnya Yuri hanya tersenyum hambar "ternyata bakat mengintimidasimu semakin kuat Yoona"

"Yah aku memerlukannya untuk melindungi diri dari orang-orang yang terlihat baik didepan". Yoona mendaratkan bokongnya pada sofa empuk didepannya.

"kau benar"

"Katakan apa yang kau inginkan, harta? pengakuan? atau sebuah nama?". Pertanyaan adiknya itu sungguh menyakiti hati Yuri, mengiris tepat di ulu hatinya.

"akan aku berikan dengan syarat kau tidak lagi muncul dihadapanku" lanjut Yoona.

"apa aku terlihat semenjijikan itu?"

Tidak, Yoona tidak sungguh-sungguh dengan ucapannya. Ia hanya ingin membuat eonninya itu terluka sebelum Yoona akan meruntuhkan pertahanannya karena jauh dilubuk hatinya ia lebih merindukan kakak satu-satunya itu. Ingin rasanya Yoona berhambur kedalam pelukan Yuri dan mengatakan akan ada anggota baru dikeluarga mereka tetapi rasa sakit Yoona belum sepenuhnya hilang.

"lalu aku harus melihat sisi kebaikanmu yang tidak terlihat dimataku?"

"jawab aku Im yoona, apa aku semenjijikan itu?". Lagi Yuri melontarkan pertanyaan yang sama.

hentikan..

"apa aku terlihat seperti penjilat dimatamu?"

hentikan, cukup sudah. Yoona tidak akan bersikap lembut lagi.

My sexy girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang