BAB 1

200 6 1
                                    

Beginning

KRINGGGGG…

                Bunyi alarm mengejutkan echa dan membangunkannya dari mimpi indah yang dia alami. Jam 5 pagi  ia bangun dan bersiap untuk pergi ke kantor baru nya. Ya, kantor  baru yang akan menjadi tumpuan hidupnya. Tidak, tidak hanya tumpuan hidupnya. Tapi juga tumpuan adik nya dalam meraih cita-cita. Orang tua echa hanya seorang pegawai pemerintahan dengan golongan jabatan yang standart yang gajinya tidak seberapa dan tidak mungkin sanggup membiayai sekolah anaknya keluar negri dan menghidupi kehidupan nya sehari-hari. Lagi pula itu memang cita-cita echa dari dulu, bisa membiayai sekolah adiknya. Bukan hanya di dalam negri tapi juga keluar negri. Karena echa dulu sangat ingin melanjutkan sekolah keluar negri. Dan itu hampir saja tercapai kalau saja mama nya tidak kecelakaan dan koma selama satu bulan. Dan membuatnya yang sudah susah payah mendapatkan beasiswa untuk berkuliah ke belanda sirna.

                **FLASH BACK**

 Echa sedang berada di kedutaan belanda untuk mengurus visanya. Sesuatu yang sangat di cita-citakannya dari dulu, sebentar lagi akan diraih nya. Mimpi-mimpinya sejak dulu akan terlaksana. echa tersadar dari lamunannya ketika iphone nya berbunyi saat dia menunggu giliran dipanggil.

“ya, pah?” jawab echa ceria

“APAAA?!!” suara echa keluar begitu saja saat mendengar jawaban dari papah nya

Echa berusaha menahan tangisnya dan nafasnya pun menjadi cepat dan tidak teratur. Semua orang yang ada di loby kedutaan memperhatikan echa dengan wajah bingung sekaligus penasaran. Tapi semua itu tidak di perdulikan nya. Yang ada di otak nya sekarang adalah bagaimana caranya ia bisa sampai di tempat dimana ayahnya menelpon.

“papah dimana sekarang?” Tanya echa cepat

“oke aku kesana sekarang” echa langsung menutup telpon nya dan langsung pergi keluar dari ruangan tanpa perduli namanya dipanggil oleh staff kedutaan, karena gilirannya telah tiba.

***

Tangis echa tidak dapat di bendung lagi saat melihat mama nya berbaring kaku dengan wajah pucat dan lebam di sekitar wajah nya, serta kepala yang dibalut dengan perban.

“pahhh, gimana ini bisa terjadi? Siapa pelakunya pah?!” Tanya echa memburu

“kejadiannya terlalu cepat cha, waktu mama mau nyebrang, ada mobil sedan biru yang melaju dengan kecepatan tinggi. Dan mama tidak bisa menghindar. Maafin papah ya cha, gabisa jagain mama” jawab papah nya sambil menangis.

Papah yang begitu kuat pun mengeluarkan air matanya, yang seumur hidup belum pernah echa lihat keluar dari mata tulusnya.

“ini bukan salah papah, ini udah takdir tuhan pah” hibur echa sambil menyandarkan kepalanya di dada ayahnya untuk menenangkan ayahnya

“dokter bilang keadaan mama kritis cha, mama mengalami benturan hebat di kepalanya. Tulang rusuk belang mama juga patah. Dokter harus melakukan oprasi besar untuk memperbaiki tulang rusuk mama. Tapi itu nggak bisa di lakukan jika keadaan mama gak membaik sampai tengah malam nanti” papah nya mulai terisak kembali

“mama pasti kuat pah, mama pasti bisa melewati semua nya. Aku yakin pah. Sekarang yang bisa kita lakuin Cuma berdoa untuk mama. Oiya, abang dan vian dimana pah?” ujar echa sambil terus memeluk papah nya yang masih menangis.

“abang lagi jemput vian. sekarang lagi menuju kesini. Mungkin sebentar lagi mereka datang”

                Echa masuk kedalam kamar rawat mama nya. Didalam semua hening, tanpa suara dan yang terdengar hanya suara dari mesin detak jantung yang mengisyaratkan mamanya masih bernafas. Dengan lembut echa mengangkat tangan mamanya dan menggenggamnya dan sesekali menciumnya

when loves come and goWhere stories live. Discover now