Dare (1)

24 8 3
                                    

"Anin Julietta."
Anin mengangkat tangan,"Saya, Bu."

Sembari nama selanjutnya dipanggil, Anin cuma fokus dengan kertas di atas mejanya, rencananya dia akan menerbitkan tulisan nya ke sebuah aplikasi bernama wattpadh. Dia suka sekali menulis cerita, sebagian besar ceritanya di tulis berdasarkan pengalaman pribadi, dan sisanya hasil imajinasi.

"Anin Julietta."

Refleks, Anin pun mengangkat tangannya, "Saya."

Semua teman- temannya tertawa, termasuk si pemanggil, "Liat pr sejarah lo dong, gue beloman."

Anin menatap Kenzie dengan sinis, namun tidak berkata apapun. Adjie yang disebelahnya sibuk mendengarkan lagu dengan bantuan headset barunya.

"Jangan pelit- pelit lah kalo pinter." Kata Kenzie.

Anin masih dengan tatapan sinisnya, "Masih ada aja sih orang gatau diri kayak dia di dunia." Namun Anin masih belum mau bicara.

"Gue kan minta buku lo, kenapa jadi diliatin? emang gue pisang?"

Krik...

"Plis lah, Nin sebentar aja."

"Jadi ini nih yang namanya Kenzie? Si ketua kelas yang kata seantero sekolah orang pinter, rajin, disiplin, dan sopan sama guru? Caper iya." kata Anin sinis.

Wajah Kenzie pun berubah menjadi merah, ia marah, ia merasa dipermalukan, dan sejak saat itu Kenzie berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia harus bisa peringkat satu atau minimal satu tingkat diatas Anin.

Kenzie menunjukkan smirk- nya,"Kalo gitu gue tantang lo, lo harus bisa peringkat satu atau minimal satu tingkat diatas gue." Katanya.

Anin ikut menunjukkan smirk- nya, "Siapa takut?"

"Sebagai hadiahnya lo bisa gantiin posisi gue jadi ketua kelas." Kata Kenzie.

Anin senyum, "Deal."

I (hate) love my rivalWhere stories live. Discover now