[Lima] Kok Dia Lagi Sih?

Start from the beginning
                                    

Tiara menghapus air mata di pipi tembem sahabatnya itu, "Aku mati duluan sih nyium baumu yang kayak ayam belum mandi. Haduh, oksigen kurang banget di kamarmu. Bisa tepar pingsan aku," candanya sebelum menggeret tubuh Asya untuk bergegas mandi.

Asya mematut dirinya depan cermin. Setelah mengoleskan lipgloss, tangannya bergerak untuk memasang jarum pentul ke hijabnya. Surai hitam kecoklatannya yang panjang itu sudah tak terlihat, tertutupi kain berwarna merah muda yang warnanya agak pudar. Dengan sweater putih polos dan celana berwarna coklat pastel membuat dirinya tampak memukau.

Tiara yang berdiri di belakangnya pun ikut menyunggingkan senyum ketika Asya sendiri tampak puas melihat dirinya tidak seburuk itu ketika memakai hijab

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tiara yang berdiri di belakangnya pun ikut menyunggingkan senyum ketika Asya sendiri tampak puas melihat dirinya tidak seburuk itu ketika memakai hijab.

"Oh ya, Sya. HP-mu daritadi bunyi pesan WA, tapi aku nggak bisa buka. Ada kata sandinya," ujar Tiara dengan menyerahkan ponsel dengan case bergambar unicorn berwarna biru itu ke tangan Asya.

Asya hanya mengangguk malas, "Cabut sekarang aja yuk,"

***

Asya menenteng dua paperbag berisi belanjaannya. Satu paperbag berisi blazer serta baju-baju lengan panjang, sedangkan yang lain berisi makanan. Tiara hanya membeli dua buku tebal yang Asya tidak tahu tentang apa, kemungkinan besar isinya tentang motivasi dan kata-kata inspiratif yang nggak bakal masuk ke otak dan batin Asya. Hehe. Keduanya melangkah ke Starbucks. Tiara celingukan seperti mencari sesuatu di sana. Dengan cepat, Tiara menarik tangan Asya untuk mengikuti langkahnya. Duh, Tiara. Asya yang kakinya tidak sejenjang dirinya pun kesusahan menyamakan langkah, Asya sedikit ngos-ngosan setelah Tiara bercengir dan melambaikan tangan ke seseorang.

Ah! Mas Macho! Pelatih debat Asya dan Tiara, ternyata Dennis juga ada bersama Mas Macho. Juga beberapa wajah senior Asya waktu SMA nampak di sana. Jangan heran mengapa pelatih debat Asya disebut Mas Macho, karena perawakannya itu gagah dan mirip sama pemain Filosofi Kopi, Chicco Jerikho. Selain itu nama asli Mas Macho adalah Marco, jadilah julukan Macho menempel lekat untuknya. Sekolah Asya yang sangat mendukung komunitas debat itu rela mengeluarkan dana besar untuk menyewa beberapa pelatih kompeten bagi tim debat di sekolahnya. Tentu saja hasil yang diperoleh tidak mengecewakan.

Asya langsung sumringah melihat pelatih gantengnya itu. Pengen rasanya makhluk kayak Mas Macho ini diperbanyak di muka bumi ini. Mas Macho lulusan dari SMA yang sama dengan Asya, dan baru saja diwisuda dari Universitas Indonesia dengan jurusan Hubungan Internasional, lulus dengan predikat menakjubkan tentunya.

"Widih, Asya cakep bener ini. Perasaan latihan buat NSDC kemarin dia masih kebo, sekarang udah kayak sista-sista hijabers yang hits gini." Marco melemparkan candaan yang mengundang gelak tawa gerumbulan mereka.

Asya mencebik kesal, meski terlihat masih menggemaskan. Ecie PD banget dia. "Mas Macho nih bisa aja mujinya. Aku laporin tunangan Mas baru tau rasa," skaknya membuat Marco menjitak kepala Asya yang terbungkus hijab saat ini.

Would You Still Love Me The Same?Where stories live. Discover now