Jurit Malam

11.4K 809 104
                                    


Haechan mengutuk kebodohan Renjun yang menurutnya sudah di ambang batas manusia normal. Sahabatnya itu tengah tersenyum seperti orang bodoh, padahal mereka berdua -dan 25 siswa yang lain- tengah dijemur di tengah-tengah lapangan basket pada saat istirahat kedua. Kenapa gue  bisa ikutan kegiatan ini sih? Dasar Renjun bodoh! rutuk Haechan dalam hati. Ya, Renjunlah alasan mereka berdua berada di situasi ini, dijemur dan dipertontonkan di hadapan ratusan siswa di SMA EnCity.

Kak Lee Chan, senior mereka tengah berkoar-koar tentang pentingnya kebugaran fisik, bahwa kegiatan ini adalah untuk mengetes stamina mereka dan bla bla bla.. Haechan sungguh tak ingin mendengar semua omong kosong itu. Dan oh lihatlah, sahabatnya Renjun yang biasanya mengeluh kepanasan, anti matahari dan tidak suka berpanas-panas itu terlihat senang-senang saja dijemur. Keadaannya berbanding 180 derajat dengan Haechan, yang ingin agar istirahat segera berakhir supaya mereka bisa segera "ngadem" di kelas.

Haechan mengikuti arah mata Renjun yang kini tengah tersenyum malu-malu. Kini jelas sudah alasan Renjun bertingkah seperti bukan dirinya. Di depan sana di barisan kakak kelas, berdiri Lee Jeno yang juga sedang mengirimkan sinyal-sinyal cinta ke arah Renjun.

Haechan mendengus. Alasan mengapa Renjun bisa menyukai cowok bodoh,pecicilan dan suka caper itu masih merupakan misteri terbesarnya.

"Kak Jeno itu orangnya baik, Chan. Kemarin dia nolongin gue ngambil buku di perpustakaan. Kyaaak" cerita Renjun pada suatu hari.

Jeno? Baik? Huh... sepertinya Haechan harus segera membuat janji dengan psikiater supaya Renjun kembali waras.

Haechan mendengus lagi. Dia melihat Jeno sedang memberikan love sign secara diam-diam ke arah Renjun. Dasar playboy cap kardus, maki Haechan dalam hati. Haechan bukannya tidak suka pada Jeno, tapi dia sangaaaat tidak menyukai Jeno. Mereka berdua telah bermusuhan sejak taman kanak-kanak. Haechan tidak suka pada Jeno yang selalu menggodanya, mengambil mainannya dan merebut makan siang Haechan. Pokoknya Haechan tidak suka Jeno.

Kriiiiing...

Akhirnya bel tanda berakhirnya jam istirahat berbunyi. Kak Lee Chan membubarkan barisan para adik kelasnya setelah memberikan pengumuman bahwa mereka harus berkumpul lagi di tempat yang sama sepulang sekolah nanti. Kalaupun ada yang ingin mengeluh, teman-teman Haechan jelas menyembunyikannya dengan baik karena raut muka mereka tetap datar. Hingga setelah para kakak kelas berlalu, mereka baru mengeluarkan erangan yang sedari tadi tertahan.

"Haaah panaaaas," keluh Haechan.

"Njun... ayo ke kantin bentar beli minum. Jun.. Jun.. woy!" Haechan menggoyang-goyangkan bahu Renjun.

"Eh eh.. apa Chan?" tanya Renjun polos.

"Lo ngapa dah, ngelamun aja?" tanya Haechan malas. Sebenernya dia udah tau alasannya.

"Kak Jeno, Chan..."

Tuh kan.

"Kak Jeno tadi ngirim love sign ke guee, mimpi apa gue semaleeeem!" Renjun berkata sambil menutup mukanya, badannya bergoyang-goyang.

Haechan yang di sampingnya hanya menatap malas. Sohibnya ini lagi jatuh cinta akut, dia serasa punya dunia sendiri. Daripada cengo' Haechan pun segera berjalan meninggalkan Renjun yang sedang larut dalam khayalannya di tengah lapangan.

Merasa tak ada tanggapan, Renjun membuka tangannya dan melihat kalau sahabatnya serta teman-teman yang lain telah bubar.

"Chaaaan... tungguin gueee!!" teriak Renjun sambil berlari ke arah kantin, menyusul Haechan.

***

"Jadi udah tau kan dek, apa aja yang mau dibawa nanti pas camping?" kata Jeno mengakhiri pengumumannya.

Tale of Baby Lion and Pudu | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang