Parakkang

49 5 0
                                    

Tengah malam. Waktu yang tepat bagi parakkang(1) berkeliaran. Atau menjelma menjadi makhluk yang lain. Biasanya jadi kucing, anjing atau tokek. Kalau berkeliaran ia akan meninggalkan bunyi yang ganjil. "Pok..pok..pok". Seperti letupan jagung pada proses pembuatan popcorn, atau tetesan air di atas pipa. Semakin keras bunyinya, semakin jauh keberadaannya. Sebaliknya, semakin pelan bunyinya, semakin dekatlah ia. Konon, makhluk jejadian yang terwujud sebagai manifestasi dari ilmu hitam yang dipelajari manusia tersebut akan berkeliaran untuk mencari mangsa. Mangsanya adalah janin-janin dalam kandungan yang belum sempat dilahirkan. Bisa juga rektum dari orang yang sakit keras mendekati ajal.

***

Mata Rani sembab. Dari tadi dua manik hitam itu terus saja mengaliri air. Seolah ingin menyaingi hujan di luar sana.

Ambo Dalle, ayahnya, terbaring di atas ranjang kayu reot. Kaku. Dengan luka-luka yang masih mengaga basah di sekujur tubuh. Diyakini warga desa itu akibat ilmu hitam yang dipelajari Ambo Dalle semasa hidup. Hasil pemeriksaan mantri setempat terhadap tanda-tanda vital, lelaki itu dinyatakan sudah meninggal sejak dua jam yang lalu ketika azan maghrib terdengar sayup-sayup. Sebelum meninggal lelaki itu sempat berpesan kepada Rani,putri semata wayangnya, "emba." (2).

Rani kian menangis sesenggukan mendengar pesan terakhir sang ayah. Namun ia mengangguk menyanggupi. Di lain pihak handai taulan yang sudah terlanjur berkumpul untuk mengurusi jenazah sang Ayah justru terbelalak. Dalam kepercayaan mereka jika seseorang yang diyakini sebagai parakkang menggumamkan kata "emba" sebelum meninggal kepada ahli warisnya, maka ilmu hitam tersebut berpindah. Diwarisi oleh anak keturunan.

Malam itu, warga desa semakin yakin bahwa Ambo Dalle mempelajari ilmu hitam dan kini telah mewarisinya kepada Rani. Tidak berapa lama berselang setelah penguburan Ambo Dalle ada ibu hamil yang keguguran. Ada pula yang hamil anggur sehingga waktu proses persalinan tidak ada jabang bayi yang dilahirkan. Warga semakin curiga.

Rani mengambil sekolah D3 kebidanan di kota kabupaten. Dia tahu itu penyakit-penyakit yang bisa dijelaskan secara medis. Termasuk diabetes yang membunuh Ambo Dalle beberapa waktu yang lalu. Tapi untuk memberitahukan warga desa rasanya butuh bertahun-tahun seperti listrik yang akhirnya masuk ke desanya setelah bertahun-tahun diperjuangakan. Niatnya mulia. Menjadi bidan desa untuk mengurangi angka kematian ibu hamil dan janin yg cukup tinggi di kampungnya. Tapi dengan predikat barunya sebagai makhluk jejadian pemakan janin dan rektum siapa yang mau berobat ke dia.

 Sepertinya ia harus mengikuti saran terakhir Ambo' Dalle. Pindah. Pindah ke tempat yang lebih ramah dan mau menerimanya seberapapun cintanya ia terhadap tanah kelahirannya. Seberapapun cintanya ia kepada Irsan, kekasihnya, yang belakangan mulai termakan gosip warga desa dan mulai meyakini bahwa dirinya adalah Parakkang.

***

Keterangan :

1. Makhluk jadi-jadian kepercayaan masayarakat Bugis.

2. Pindah.

Belantara Hati (Kumpulan Flash Fiction)Where stories live. Discover now