Part II

20.5K 722 10
                                    


Setelah pertemuan Arlene dan Adam bulan lalu. Mereka tak pernah bertemu lagi, jangankan tegur sapa memiliki nomor telpon atau berbagai akun aplikasi atau yang sering di kenal sebagai medsos saja tidak pernah

Pernah waktu itu Arlene penasaran dengan Adam dan mencari tau tentangnya di sejumlah akun pribadi miliknya dengan berbagai macam sosmed yang dia punya. Mulai dari  instagram , line , sampai twitter sekalipun.

Dia mengetikan nama Adam Purnama di setiap pencariannya, namun nihil tidak ada satupun yang berhasil dan menampilkan pujaan hatinya di sejumlah akun miliknya

Arlene berfikir mungkin Adam tidak memiliki akun sosmed seperti itu. Tapi mustahil di zaman sekarang yang menjadi priorytas semua orang menggunakan sosmed, tapi mungkin Adam berbeda dengan pria pada umumnya, ada rasa penasaran dalam hatinya untuk dapat mengenal pria yang membuatnya jatuh cinta hanya sekali tatapan saja

Sejak bertatap mata dengan Adam, Arlene selalu saja membayangkan wajahnya, senyumnya, yang paling utama adalah mata indah milik Adam yang bisa membuat debar jantungnya berdetak kencang hanya dengan mengingatnya saja.

Sebutlah Arlene wanita yang mudah sekali jatuh cinta, tapi ini baru kali pertama ia rasakan pada pria. Hanya Adam yang mampu meruntuhkan hati Arlene dan membuatnya menggila akan cintanya

Arlene melangkahkan kaki menuju dapur, untuk mengalihkan fikirannya pada Adam dan mendadak ia ingin membuat makanan favoritnya, memang dia senang sekali memasak, walaupun di rumahnya ada pekerja yang akan membuatkan makanan untuknya.

Tapi Arlene bukan type wanita yang manja dia selalu mengerjakan sesuatu yang bisa di tangani nya sendiri. Jika ia mampu melakukannya kenapa tak ia lakukan sendiri, tanpa merepotkan orang lain.

"Non, lagi ngapain?" tanya bik Surti yang ada di belakang Arlene dan menghampiri Arlene .

Arlene hanya melihat bik Surti sekilas dan melemparkan senyum, sambil terus berkutat dengan masakannya

"Non, kenapa tidak bilang jika ingin memasak nasi goreng? Nanti bibi bisa membuatkannya untuk non Arle" cerocos bi Surti, selalu saja itu yang bik surti ucapkan jika Arlene tertangkap basah memasak sendiri. Dan itu sangat berlebihan.

"Selalu seperti ini, bibi Arle sudah besar sekarang. Arle tidak ingin merepotkan bibi yang banyak pekerjaan, bukankah memasak nasi goreng hal yang mudah? It's oke bi," ucap Arlene sambil mengerlingkan sebelah matanya pada bik Surti

Bik Surti tersenyum dan mengangguk, bik Surti menawarkan bantuan tapi Arlene menggeleng dan menolaknya karena ini hanya perkara mudah.

"Non, apa hari ini tidak ke kampus?" tanya bi Surti setelah Arlene selesai memakan nasi gorengnya

Arlene melirik bi Surti dan menjawab "Arle jam mata kuliah siang bi"

===========

"Arlennnne.... !!" teriak seseorang saat dia memasuki halaman kampus, Arlene berbalik melihat ke sumber suara yang tak asing di pendengarannya.

"Arlenneee lama banget sih, lu tau ga gw ampe kering nungguin lu tau ga? Lu tu kemana dulu sih lenn????" tanpa titik tanpa koma lettia terus menyerocos tanpa berhenti.

"Kenapa sih bawel kamu engga ilang ilang Lett, yaudah ya cantik maaf tadi di jalan macet parah bus nya jadi ga gerak gerak" ujarku nenjelaskan memamerkan senyumku untuk membujuknya agar tak marah lagi.

"Lagian gw aneh sama lu, lu kan tajir melintir masih aja pake bus buat ke kampus. Gw heran lu itu pelit atau gimana sih" cerocosnya lagi, dia sahabatku yang super bawel kami bersama hampir 10 tahun lamanya, aku sangat menyayangi dia.

"Males aja bawa kendaraan sendiri, kan ada kamu dan matic kesayangan kita" kataku menariknya masuk kedalam kelas

Mata kuliah sudah selesai aku dan lettia bergegas keluar dan langsung Ke tempat parkir dimana matic lettia di parkirkan, sesekali kami bercanda dan tertawa mengingat kejadian lucu di kelas tadi sambil berjalan.

"Arlennne..." langakahku terhenti mendengar seseorang memanggil namaku tegas namun lembut, bila di hitung sudah berapa kali dia di panggil sehari ini.
Arlene mengedarkan pandangannya mencari sumber suara yang memanggilnya.

Deggg

Dia melihat seoorang pria dengan pakaian rapih menggunakan jas biru tua , dan rambut yang tersisir rapih memandangnya, dan dia tak bisa mengalihkan pandangan nya saat mata mereka bertemu..

Matanya, mata itu mata yang amat sangat ia rindukan dan hampir membuatnya gila, kini dia bisa melihat mata indah itu lagi...

Tuhan semoga ini bukan khayalan atau sekedar ilusi yang indah tepat di depan mataku...

19 Agustus 2017
                                                                         Rmh

Love In The Dark (Complete)Where stories live. Discover now