A

208 17 0
                                    


"Ay, dek bangun ya" Kak Dyo membangunkan tidurku siang itu. 

"Kenapa sih kak? Aku masih ngantuk" ketusku. 

"Kamu udah dapat donor, semoga cocok ya" jawab Kak Dyo tanpa antusias. 

"Hah? Yang bener Kak? Tapi kenapa kakak malah gak seneng gitu?" aku heran. 

"Iya beneran, nanti dokter kesini periksa keadaan kamu. Kakak seneng ko, kakak cuman takut kamu kenapa-kenapa." 

Ucapnya dengan suara yang sangat lemah. 

"Aku juga seneng, Kak Aku pengen telfon Mario dulu" 

"Nanti aja, sekarang kamu siap-siap di periksa dulu. Biar nanti Kakak aja yang hubungin Mario." Jawabnya. 

"Yaudah, aku minta tolong kakak ya. Jangan lupa Acha juga dikasih tau" 

"Iya sayang nanti kakak kasih tau semua, sekarang kakak mau nelfon papa mama dulu ya" Kak Dyo mengusap pelan kepalaku. 

Aku bahagia Tuhan, terimakasih engkau telah berbaik hati padaku. 




Sudah dua hari sejak berita baik itu, dan satu jam lagi aku akan masuk ruang operasi. Dikamarku ada mama, papa, dan juga Kak Dyo. Sejak dua hari pula aku sama sekali tidak melihat Alicia ataupun Mario datang, Kak Dyo bilang mereka sedang ada urusan dulu. Tapi ini tidak biasanya, terlebih Mario yang biasanya memprioritaskan aku. 

"Kamu mikirin apa sayang?" pertanyaan Mama membuyarkan lamunanku. 

"Enggak apa-apa Mam, aku cuman deg-deg an aja" jawabku berbohong. 

"Take it easy honey, kamu pasti baik-baik aja. Dan bisa kumpul bareng lagi di rumah" ucap Mama menatapku dalam. 

"Semoga Mam, semoga Tuhan menghendaki" aku tersenyum. 

Kak Dyo baru saja datang, sepertinya baru berangkat kuliah. 

"Kak! Kakak kuliah hari ini?" tanyaku. 

"Iya, cuman kakak udah izin ko. Kan mau nemenin kamu" Kak Dyo menghampiriku dan memelukku tak lama. 

"Mario sama Acha kemana ya? Masa mereka gak mau nungguin aku juga?" tanyaku sedih. 

Kak Dyo diam seketika, Mama pun meninggalkan kami berdua dan duduk di sofa bersama Papa. 

"Kakak kan udah bilang mereka ada urusan dulu, kamu ngertiin mereka ya" suara Kak Dyo terdengar bergetar. 

Aku hanya mengangguk paham, dan memeluk Ka Dyo. 

"Selamat pagi, Nona Ayana anda sudah siap?" dokterku datang bersama dua suster lainnya. 

Aku menoleh ke Kak Dyo. 

Kak Dyo mengangguk sembari tersenyum. 

"Saya siap Dok" jawabku singkat.


-------

5 Month Later

------


"Dek ayo cepet ih! Keburu telat nih" aku mendengar teriakan Kak Dyo dari lantai bawah rumahku. 

Aku masih anteng mematut diri didepan cermin, ingatanku kembali berputar. 

Sudah 5 bulan lebih aku tidak melihat Mario ataupun Alicia, kemana mereka? 

Dareka no Tameni [COMPLETED]Where stories live. Discover now