Prolog

16 3 0
                                        

Aku menatap hamparan rumput luas di depanku. Kutatap tepat ke ujung taman. Sebuah pohon beringin besar tumbuh di sana. Pohon yang akhir-akhir ini membuatku penasaran.

Dengan perlahan aku berjalan menuju kesana, angin berhembus menerpa wajahku, menerbangkan rambutku yang terurai.

Dan aku melihatnya.

Dari balik pohon itu, aku melihatnya dengan jelas.

Seorang pemuda dengan tatapan kosongnya. Duduk bersandar di pohon itu.

Hal pertama yang membuatku jantungku berdetak kencang.

Yang membuat darahku berdesir.

Dan terpaku karenanya.

***
Ugh, aku minta maaf jika cerita ini tidak begitu menarik. Kak Cindy maafkan aku oke. Dan untuk seterusnya aku minta kalian baca ceritaku sampai habis.

Under The TreeDonde viven las historias. Descúbrelo ahora