E01 - Submissive

46 1 0
                                    


Submissive

               SEBENARNYA kehidupan macam apa yang diinginkannya. Terkungkung dalam kesepian dan pergulatan coretan tangan manusia seolah mereka adalah Tuhan bukanlah yang Cashi inginkan, penuh peraturan bagai peradaban kerajaan inggris dengan dagu terangkat menunjukan kepongahan seorang lady sedangkan dia merasa begitu rendah. Haruskah? Mengapa dunia seakan menuntutnya untuk tampil sempurna sedang dirinya begitu ingin sederhana. Menjadi manusia tanpa torehan kicauan para pewarta, atau simpang siur perbincangan panas mengenai dirinya yang bahkan tidak memiliki fakta yang nyata. Cashi ingin bebas, pergi melepas segala kejayaan yang dimilikinya kini. Tapi mampukah? Karena jika dia melangkah pergi, keluarga tersayangnya benar-benar akan menghakiminya bagai hakim agung di pengadilan, tiga kali palu diketuk maka kata bantahan tak akan ada gunanya. Cashi yang penurut. Bah! Benar-benar menyengsarakan kehidupannya ini.

Hujan itu semakin berderai membasahi tanah, menetes mengetuk jendela seolah menemani kesepiannya yang semakin merajam. Tak pernah ada yang tahu jika di balik segala hingar bingar kemewahan yang ditawarkan dunia hiburan tak lantas membuat Cashi dipenuhi kesenangan dan keramaian, dia merasa kesepian, dia ingin punya teman, teman yang ada ketika jantungnya berdenyut perih dan bersedia ketika tangannya membutuhkan uluran.

Entah berapa kali hembusan napas berat itu dikeluarkannya. Rambut cokelat madunya sudah tergerai berantakan semenjak Cashi memutuskan untuk mandi tanpa menyisir rambutnya, wajahnya semakin putih pucat karena aroma dingin yang menyeruak dari ventilasi udara yang terbuka satu senti meter, kaki-kaki telanjangnya menapak kursi kayu yang di dudukinya, tubuhnya dibalut gaun sebetis berwarna putih gading yang begitu mewah, tampak berkilauan, tapi tetap tak menutup dirinya yang butuh sebuah jalinan pertemanan.

Suara pintu terbuka didengarnya, namun Cashi masih memandang ke arah luar melewati jendelanya. Perempuan dengan tinggi seratus tujuh puluh senti meter itu enggan lagi menoleh karena dia tahu siapa yang datang di sore hari menjelang malam di tengah-tengah hujan besar yang mengguyur London dengan hebatnya.

"Sebenarnya kenapa kau menolak kontrak itu? Bayarannya sangat menggiurkan dan kau juga akan semakin terkenal."

Cashi mengernyitkan alis tak suka atas perbincangan ini lagi. Dari balik pintu memuntahkan seorang pria berambut pirang berkulit emas yang merupakan manajernya. Benjamin Parton. Pria asal Kanada yang telah bekerja di dunia balik panggung lebih dari tiga tahun, terhitung semenjak Cashi mengepakkan dunia yang tidak diimpikannya sejak tiga tahun lalu, tepat dia melewati kelulusan di akhir masa SHSnya.

"Aku tidak butuh." Jawaban yang selalu muluk tapi akan berujung pada kebalikannya. Benjamin tahu hanya ada seorang manusia di muka bumi ini yang mampu memutar lidah Cashi untuk berkata Ya tanpa embel-embel lain di belakangnya. Dan terkutuklah semua para artis dan seniman di muka bumi London karena orang itu sekarang sedang ada di Dubai menjalankan misinya untuk melakukan pemblokiran data keresidenan kerajaan UEA. Bekerja menjadi seorang hacker pemerintahan membuat sosok itu begitu sibuk dan tak kenal diam di tempat. Rasanya sudah lama, satu bulan lalu dan sosok itu masih belum kembali. Dan itu jelas merupakan kerugian besar bagi Production House tempat Cashi dan dirinya bernaung. Cashi adalah berliannya London, sosok duplikat dari berbagai petalenta paling dominan di setiap sudut artistik dan hiburan. Itulah mengapa Cashi begitu diinginkan para mereka yang mengenal dunia hiburan dan uang. Dan sayangnya Benjamin masih tak menemukan alasan kenapa Cashi begitu benci dirinya yang tersenyum di depan kamera.

Tungkai kaki pria berusia tiga puluh tahun itu mendekat pada sosok Cashi yang terduduk menekuk lutut di atas kursi kayu panjang dekat jendela, bahkan siapapun tahu jika Cashi adalah scarletnya London, perempuan paling menarik dari berbagai sisi, dan Benjamin merasakan hal itu. Membenarkan direktur PH tempatnya bekerja jika Cashi adalah berliannya London.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 21, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Cashiana Sachin's StoryWhere stories live. Discover now