"Forbidden City" Fourth Novel by Titi_Last 11

1 "Bravery" (Keberanian)

Part One "Bravery" (Keberanian)

Writed by Titi_Last

>#TOKOH

Lizt
 Rizt (Kakak Laki-laki Lizt)
 Steve (Teman Laki-laki Reiz)
 Tannia (Teman perempuan Reiz)
 lui (Teman kutu buku perempuan Reiz)
 Ibu  (Lizt dan Reiz)
 Ayah (Lizt dan Reiz)
 Ibu tiri (Lizt dan Reiz)
 Rain (Saudara tiri Lizt pertama)
 Rovaldo(Saudara tiri Lizt kedua)
 Bos toko (Bos Lizt)
 Bodyguard
 Teman-teman  Reiz dan Lizt

Pertemuan ku dan dia di toko tempat ku bekerja saat malam itu, membawa ku ke kehidupan mereka dan mengorek luka yang pernah ibuku alami. Aku yang tak mengingat ada kebahagiann selain kebahagiaan bersama dengan ibuku, kami yang mempunyai banyak tempat tinggal dari beberapa kota hingga beberapa negara, Dari negara yang bersuhu dingin, ibuku memberikan alasannya "Ibu ingin kamu merasakan rasa dingin di sekitarmu dan menemukan kehangatan di antara rasa dingin itu", di saat aku sudah mampu merasakan kehangatan dan merasa nyaman kini ibuku meminta untuk berpindah ke negara lain yang bersuhu panas dan memberikan alasannya "ibu ingin kamu merasakan rasa panas dari yang terpanas dan mendinginkannya" entah apa yang ia maksud, namun aku selalu menurutinya karena dia satu-satunya yang kumiliki, apapun itu aku berusaha menerimanya. Kemudian kami juga pindak ke negara yang damai ibuku menyampaikan alasan untuk berpindah ke negara ini "ibu ingin kamu menjadi orang yang pandai seperti mereka dengan menciptakan kota yang damai dan memeberikan ketenangan" , tinggal di negara itu membuat hidup kami terasa tenang ibuku selalu bergegas untuk pindah ketika aku sudah merasa nyaman dan keputusan berpindah itu ia lakukan setelah keluar dari rumah dan mengajakku untuk berpindah entah apa alasan sebenarnya, namun aku hanya mengikuti apa yang ibuku inginkan, lalu kami berpindah ke dekat negara konflik, tempat yang menakutkan dan ibuku menyampaikan alasannya "ibu ingin kamu tumbuh menjadi seorang wanita yang kuat dan belajar bagaimana bertahan di saat orang lain ingin kamu menyerah". Kami bukanlah orang kaya yang bisa seenaknya untuk berpindah karena itu ibuku harus terus bekerja ke sana kemari, ibuku hanya berkata kalau kita berpindah-pindah untuk membuatku bahagia dengan mengenal banyak tempat, namun kenyataanya itu adalah sebuah kebohongan manisnya untuk menenangkan ku dan kebenarannya yang pahit dan pedih selalu ia simpan sendiri karena terlalu pahit untuk di bagikan dia memilih menyimpannya sendiri.

Sore itu tanpa sepengetahuan ibuku, aku berlatih bela diri dan berlatih untuk menggunakan pistol bersama dengan anak-anak yang ada di dekat tempat tinggal kami, kemudian aku pulang ke rumah kecil kami dan mendapati tas yang tak pernah ibuku tinggalkan, sejak awal aku menaruh kecurigaan pada tas yang tak pernah ibuku tinggalkan itu aku mencoba mencari jawaban dari rasa penasaran ku dan ternyata di dalamya terdapat surat yang di sembunyikan dengan rapi oleh ibuku, perlahan ku baca surat itu ternyata berisi ancaman dari seseorang, ancaman untuk membuat hidupku menderita seperti apa yang telah ibuku alami, entah apa yang telah ia lakukan pada ibuku dan ku korek lagi isi tas itu dan telihat kertas foto, saat kulihat foto itu ternyata itu adalah ibuku dan aku dengan warna merah seperti darah di wajah foto itu serta garis dan lubang si setiap foto seperti bekas tusukan pisau di hampir seluruh foro itu, bukan rasa takut tapi amarah aku yang telah hidup di berbagai tempat membuatku tak merasa gentar melihat ancaman itu kemudian kubawa surat dan foto itu menghampiri ibuku, beberapa saaat kemudian aku melihatnya sedang bersembunyi dari seorang laki-laki, laki-laki itu terlihat mencari-cari sesuatu, disaat laki-laki itu pergi ibuku bergegas lari ke rumah. Malam itu aku memberanikan diriku karena amarah menguasaiku dan ibuku yang selama ini berbohong padaku...

"aku tahu apa yang akan ibu katakan padaku, tak bisakah kita hidup dengan tenang tanpa berpindah tempat lagi?" Lizt

"ini semua agar kamu mepelajari hidup dan menjadikanmu kuat menjalani hidup" ibu