Pulang

60.9K 2.4K 55
                                    

Tomas pov

‘Aarrrggghhh, dasar tuyul gondrong, nggak bisa liat orang seneng dikit apa?’ erangku frustasi dalam hati. Sumpah si tuyul satu itu emang tau banget waktu yang tepat buat gangguin omnya, bahkan posisiku saat ini masih di atas Lia dan dalam keadaan pengen berat.

“mau main apaan sih siang-siang gini?” teriakku dari dalam.

“iihhh, aku kan nggak ngomong sama om. Aku mau mainna sama tante Lia.” Jawab Khanza jutek.

“tante lagi sibuk, nggak bisa keluar sekarang.” Jawabku malas yang langsung mendapat hadiah pelototan dari istriku, hahaha.

“ih om, jahat banget sih!”  terdengar suara rajukan Khanza dari balik pintu.

“aku keluar dulu deh mas, nanti aku bilangin Khanza kalo kita mau bobok siang.” Saran istriku yang langsung mendapat tatapan horor dariku.

“yang, ingat dia itu tuyul cilik. Kamu bukain pintu dikit aja, dia pasti langsung nyelip masuk ke dalam kamar.” Ujarku sebal.

“nggak boleh gitu ah, sama ponakan sendiri ini.” Jawabnya sambil mengelus pipiku, aahhh mau lagiiii, rengekku dalam hati.

Akhirnya dengan amat sangat berat hati, aku berguling ke sampingnya dan melepaskan istriku tercinta. Lia membenarkan baju dan rambutnya sebelum membukakan pintu untuk Khanza.

“mau main apa sayang?” sapa Lia ramah saat membukakan pintu untuk Khanza, idih! Aku mendengus kesal.

“kita main frozen yuk tante, nanti aku jadi Anna trus tante jadi Elsanya.” Ucap Khanza semangat.

“oke.” Jawab Lia sambil tersenyum.

“nanti tante di dalam kamar, trus pintunya dikunci yah. Trus aku nyanyi ‘Do you wanna build a snowman? It doesn’t have to be a snowman.’ Trus tante jawab ‘go away Anna,’ tante nggak boleh keluar dari kamar.” Ku lihat Khanza yang sedang seru menjelaskan permainan mereka.

“gitu aja?” tanya Lia heran.

“iya gitu aja, ya tante ya.” Ucap Khanza dengan tatapan melas.

“oke.” Jawab Lia lalu kembali menutup pintu kamar kami.

“lah? Gitu doang? Tumben banget cepet?” sindirku.

“ini baru mulai main.” Jawabnya cuek lalu duduk disampingku yang masih berbaring, tanpa membuang waktu aku langsung menjadikan pahanya sebagai bantalku. Baru saja aku mencoba memulai kembali apa yang sempat tertunda, namun pintu kamar lagi-lagi diketuk.

‘tok tok tok’

“Elsa?” suara tuyul terdengar dari luar, aku sudah mulai frustasi hanya dengan mendengar suaranya.

do you wanna build a snowman?” lanjutnya, sebentar sebentar, ini maksudnya apa ya? Batinku bingung, sementara Lia sedang senyum-senyum nggak jelas denger nyanyian si tuyul.

come on let’s go and play

“dia kenapa sih yang?” tanyaku semakin bingung.

“kita lagi main mas.” Jawab Lia sambil membelai kepalaku, haduuuh nyaman banget rasanya. Sementara aku sedang merasakan dimanja istri, si tuyul lagi nyanyi dengan autisnya di luar sana.

i never see you anymore, come out the door, it’s like you’ve gone away

we used to be best buddies and now we’re not, i wish you would tell me why?

do you wanna build a snow man?

it doesn’t have to be a snowman.” Tuyul nggak ngelanjutin lagunya lagi, yes! Pekikku dalam hati.

You're My Cup of TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang