Part 2

333 36 10
                                    

Helaan nafas lelah keluar lagi dari mulut namja mungil itu. Dirinya kembali menatap ke arah jam dinding kamarnya yang menunjukkan waktu sudah mencapai jam 11 malam. Entah mengapa rasanya Jihoon sangat sulit untuk konsentrasi, padahal dirinya harus tetap belajar. Akhirnya, Jihoon melepas kacamatanya, menutup bukunya dan mematikan lampu belajarnya. Dia menyerah. Kepalanya memikirkan terlalu banyak hal yang Jihoon sendiri tidak yakin apakah hal itu penting untuk difikiran atau tidak.

Jihoon mengambil handphonenya dari dalam tas dan berjalan untuk merebahkan diri di kasurnya. Pandangannya lurus menatap lampu yang tergantung di atas tempatnya berbaring saat ini.

"Kenapa harus basket yang kau pilih Jeonghan-ah, kenapa? Kau membuatku bertemu lagi dengan seseorang yang sudah lama aku berusaha menghindar darinya." Ucapan itu keluar dari mulut Jihoon saat dirinya kembali mengingat pertemuannya dengan Kim Mingyu sore tadi. Jihoon menutup matanya rapat-rapat mencoba untuk melupakan kejadian canggung tadi. Dia meyakini bahwa wajahnya pasti terlihat sangat bodoh saat bertemu Mingyu tadi.

Jihoon kemudian menyalakan handphone yang sedari tadi belum dia cek dan melihat sebuah notif masuk. Ia langsung terperanjat dari posisi berbaringnya saat melihat nama Kim Mingyu muncul dilayar handphonenya. Tangannya melepaskan handphonenya sembarangan dan badannya beringsut menjauhi handphone itu.

"Waaa, apa aku tidak salah lihat? Ada perlu apa lelaki itu chat padaku?" Jihoon berucap sambil memeluk kedua lututnya dan bersandar pada sandaran kasur. Matanya terus menatap layar handphonenya yang menunjukkan notif chat masuk dari Kim Mingyu. Bahkan hingga layar handphonenya mati Jihoon tetap tidak berusik dari posisinya.

"Baca, tidak, baca, tidak, baca, tidak" Jihoon terus bergumam seperti itu dan menggeram frustasi. Setelah berfikir cukup lama, akhirnya Jihoon meraih handphonenya berniat untuk membuka pesan itu.

"Huufftt. Oke Lee Jihoon, kau tinggal membacanya saja. Tidak ada yang sulit bukan?" Jihoon pun akhirnya membuka pesan dari Mingyu itu.


Malam Jihoon-ah :)

Maaf jika aku mengganggu waktumu

Aku mau bertanya sesuatu.

Hmmm, apakah murid baru bernama Jeonghan itu temanmu?

Kau punya kontaknya tidak? Kalau punya, bolehkah aku minta kontaknya?

Terimakasih sebelumnya Jihoon-ah.

Senang bisa bertemu denganmu di sekolah setelah sekian lama :)

-Kim Mingyu-


Jihoon termenung dan tidak tau harus bereaksi seperti apa. Itulah maksud dari chat Mingyu. Ternyata lelaki itu ingin lebih dekat dengan Jeonghan, teman barunya. Mingyu tertarik pada Jeonghan, begitu fikir Jihoon. Dengan begitu ringannya, jari jemari Jihoon membuka daftar kontak di handphonenya, mencari nama Jeonghan dan mengirimkannya ke Mingyu. Setelah terkirim, Jihoon langsung me-nonaktifkan handphonenya. Jihoon melamun untuk beberap saat.

"Yasudahlah. Memang kau harus bagaimana Lee Jihoon? Kau kan bukan siapa-siapanya lagi." Jihoon terkekeh menertawakan dirinya sendiri dan mulai menarik selimut. Menutupi tubuhnya hingga kepala dan mencoba tidur.









Who Are You?Where stories live. Discover now