8. PembalasanKu

1.1K 80 5
                                    

"Hei.. Hei nak, apa kau bisa mendengarku! "

"Nak..! Kau bisa mendengarku bukan? "

"Dokter, dia belum sadar dari komanya"

"Seharusnya dia sudah sadar, akan ku coba sekali lagi"

"Hei nak!"

Priscilla akhirnya membuka matanya dengan sangat sulit, dia berusaha memulihkan kesadarannya saat ini.

Dia sudah berjuang di antar hidup dan matinya, dan Tuhan ingin Priscilla masih berada di dunia ini lebih lama lagi.

"Dokter..! Lihat dia sudah bangun!" Kata perawat itu.

"Heii! Nak, syukurlah kau sudah 4 hari koma. Terimakasih Tuhan"

Flashback on

Priscilla tergeletak di lantai kamar rumah sakit itu, dia terbaring di lantai dengan keadaan bercucuran darah, dan tidak sadarkan diri.

Pada waktu yang pas, ada perawat yang datang ke kamar itu, untuk melihat kondisi pasien, atau lebih tepatnya Elena.

Saat perawat itu masuk, perawat itu langsung terkejut melihat seorang anak perempuan yang penuh darah di lantai.

Tanpa pikir panjang, perawat itu langsung berteriak minta tolong kepada perawat perawat lain diluar.

Para perawat dan dokter langsung membawa tubuh Priscila ke ruang operasi.

Dokter menyimpulkan bahwa Priscilla akan mengalami koma, atau paling parah dia mengalami gegar otak atau hilang ingatan.

Para perawat sibuk menghubungi pihak keluarga Priscilla, karena mereka tau dia adalah anak Elena. Tapi tidak ada jawaban apapun dari keluarga itu.

Tapi pihak rumah sakit masih menjalankan operasi itu, kerena yang terpenting adalah nyawa orang itu terselamatkan, kerena uang tidak akan bisa mengembalikan nyawa seseorang yang sudah pergi.

Lalu bagaimana dengan Elena?

Setelah Elena kabur dari rumah sakit itu, Elena langsung berlari menuju rumahnya.

Brakk...

Setelah sampai di depan pintu rumahnya, Elena langsung membuka pintu itu keras keras. Dengan nafas yang tidak beraturan, rambut acak acakan, dan masih mengenakan baju pasien.

Para pembantu dirumah itu terkejut dengan kedatangan Elena yang dalam keadaan seperti itu.

Para pembantu itu segera membantu Elena yang sudah lemas, mereka membantu Elena menuju kamarnya.

Saat Elena sudah sampai kamarnya Elena terkejut karena kamarnya sangat berantakan.

"HEI! APA KALIAN TIDAK BEKERJA SELAMA INI! LIHAT KAMARKU SEPERTI INI! "

"Astaga.. Maafkan aku nyonya, tapi saya dan yang lain, setiap hari membersihkan kamar nyonya pagi dan sore hari"

"AHH.. PERGI SANA KAU! "

Elena tidak memperdulikan kondisi kamarnya saat ini, karena kepalanya sangat pusing.

Saat Elena berbaring, tiba tiba di sebelahnya muncul sebuah boneka anak perempuan. Seingatnya itu adalah boneka Priscilla.

"AAAA.... "

Elena berteriak karena ada yang menarik kakinya hingga dia terjatuh ke lantai.

Elana sangat terkejut, dalam sekejap mata dia sudah duduk diatas lantai.

Tiba tiba, Elena merasakan ada cairan yang menetes di dahinya. Dia memegang cairan itu dan betapa terkejutnya dia, karena cairan itu adalah darah.

Elena mendongak ke atas dan tidak ada benda atau hewan apapun disana. Lalu Elena kembali melihat ke depan dan..

Tubuh Elena membeku, matanya melotot, mulutnya terkunci. Sampai dia ingin teriak dia tidak bisa.

Dia melihat sosok anak perempuan yang wajahnya sangat buruk, banyak darah, kulitnya sobek, dan bekas luka yang masih basah, dan ada satu luka yang ditumbuhi oleh belatung.

Rambutnya teruai panjang kusut, berbaju putih yang sudah kotor. Dan dia berada pada posisi menungging pas di depan wajah Elena.

Sosok itu mulai membuka mulutnya dan baunya sungguh menyengat. Bau bangkai, dan ada belatung dia dalam mulutnya.

Elena diam terpaku, tubuhnya membeku dan mulutnya terkunci.

"Kau... Elena? "

Sosok itu berbicara dengan suara pelan dan serak, kepalanya berputar ke kiri dan kanan menatap biji mata Elena dengan tajam.

"Kenapa.. Kau lakukan hal keji itu ke temanku, apa kau ingin mati? "

Elena menggelengkan kepalanya cepat.

"KENAPA! KENAPA KAU SIKSA SAHABATKUUU!... "

"AAAAA....... "

Sosok itu berteriak sangat kencang,dan dalam sekejap mata rambut Elena tertarik kebelakang dan membuat tubuhnya pun ikut terseret.
Elena berteriak sangat kencang dan berusaha menghentikannya. Tapi hasilnya nihil.

Kepala Elena terbentur meja riasnya sendiri, tapi dia tidak pingsan dan masih sadarkan diri.

Elena berusaha duduk dengan sekuat tenaga, dia menangis sesenggukan karena ketakutan.

Tiba tiba lampu menyala dan mati sendiri, gorden kamarnya bergerak seakan akan tertiup angin besar. Teriakan sosok itu, jeritan, yang membuat ketakutan Elena bertambah besar.

Elena hanya bisa menangis dan menutup telinganya. Dia tidak tau apa yang bisa dia lakukan saat ini.

Tiba tiba semua suara, lampu, dan gorden itu berhenti bergerak.

Semua terlihat normal. Tapi di dinding dengan jelas, tulisan itu dibuat menggunakan darah.

Kau berani menyentuh priscillaku lagi. Ku ambil nyawamu saat itu juga. Akan ku balaskan dendamku!

Elena langsung jatuh tidak sadarkan diri di lantai.

Flashback Off









Hore... Akhirnya Update juga, walaupun pendek pake banget ahahaha 😂.

Sorry ya aku lama updatenya, authornya sibuk sekarang :v. Tapi janji deh sekarang, tiap hari kamis malam aku pasti Update, jadi tunggu minggu depan ya 💕

Jangan lupa vote dan coment di bawah ya..

Ohh iya, aku mau nyoba nih iseng iseng aja sih :v. Orang pertama yang kasih voment di chapter ini. Bakal aku follback, atau aku Follow instagramnya, atau wattpadnya.

Jadi ayo guys,, orang pertama yang paling beruntung 😂.

Thank you ♥♥♥

Saran kritik, tulis dibawah ya.. 💕

CETTLY (SahabatKu Yang Tak Terlihat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang