"Nggak perlu gandengan!"

"Oke. Ikuti aku" orang itu berjalan di depan Melody.

"Selamat sore bu"

Begitulah celotehan orang yang ada di tempat ini,mereka menyapa orang yang ada di depan Melody dengan ramah dan sopan. "Sebenarnya siapa dia?"

Orang itu memencet tombol lift dan tak lama lift terbuka,ia mengajak Melody masuk.

"Rooftop?" Melody mengeryitkan dahi. "Ngapain kesini? Mending aku pulang"

Lagi-lagi langkah Melody ditahan. "Duduk dan nikmati pemandangan sore hari ini"

"Kamu gila? Bisa mati kalau jatuh dari sini!" pekik Melody saat diajak duduk di pinggir rooftop.

"Ini menyenangkan" sosok itu telah duduk dengan kaki menggantung ke bawah.

"Gila! Kamu gila! Ya Tuhan,apa salahku? Baru diputusin Ghaida,ketemu orang aneh kayak dia" keluh Melody.

"Itu deritamu gadis cengeng,jangan salahkan Tuhan. Daripada kamu mengeluh,lebih baik bersyukur"

"Aku bisa gila kalau gini caranya!" teriak Melody. Dadanya naik turun melampiaskan semua.

"Berteriaklah sesuka hatimu gadis cengeng,keluarkan semua bebanmu" Melody mengangkat satu alisnya.

"Disini,tak ada yang bisa memprotesmu bila berteriak. Dari ketinggian ini kamu bisa meluapkan segala emosi yang ada pada hatimu. Lakukanlah"

Melody menarik nafas dan berteriak "AKU BENCI KAMU,GHAIDA!! KAMU JAHAT!! AKU BENER-BENER BENCI!!" selepas itu kedua pipi Melody basah. Ia menunduk.

"Kamu boleh berteriak,tapi jangan menangis. Karena aku benar-benar tidak suka bila ada gadis yang menangis" orang itu mengeluarkan sapu tangan dari saku kemejanya. Ia menyeka lelehan air bening yang tumpah di kedua pipi Melody.

"Perkenalkan,namaku Kinal. Siapa namamu?" Melody diam. Ia masih menunduk.

"Hei gadis cengeng,aku sedang bertanya padamu" Kinal meraih dagu Melody. Alhasil mereka saling bertatapan dalam waktu yang cukup lama.

1 menit

2 menit

3 menit

"Melody"

"Nama yang cantik" ucap Kinal tanpa melepas tatapannya.

Melody yang tersadar akhirnya mengalihkan pandangan ke arah lain. "Aku harus pulang,adikku sendirian dirumah"

"Oke,aku antar" ucap Kinal. Mereka turun dan kembali ke parkiran.

Kinal mengantar Melody sampai di depan rumah. "Aku nggak disuruh masuk?" tanya Kinal.

"Nggak,makasih udah anterin pulang" Melody turun dari mobil dan segera masuk ke dalam rumah. Kinal tersenyum lalu memacu mobilnya meninggalkan rumah Melody.

================

Sebulan telah berlalu,Melody mulai terbiasa tanpa adanya Ghaida. Yang menjadi pelarian Melody selama ini adalah pekerjaannya,dengan mengerjakan semua itu pikiran tentang Ghaida hilang secara tiba-tiba.

"Mel,hari ini kita ada rapat" ucap Yona. Ia adalah wakil di perusahaan ini dan sepupu dari Melody.

"Jam berapa rapatnya?" tanya Melody yang masih membereskan beberapa file. "Jam 3"

"Oke,lo ikut kan?" Yona mengangguk.

Saat ini Yona dan Melody tengah dalam perjalanan ke kantor klien,namun Melody mendapat telfon dari adiknya.

Sebuah CeritaWhere stories live. Discover now