"Aku kemarin membelikan ini untukmu. Tapi kau terlihat buru-buru pulang." Ucap lelaki yang disebut Doyoon itu sambil memberikan sebotol susu pisang pada Seungcheol.

"Ah iya maafkan aku. Kemarin aku tiba-tiba......-" Seungcheol melirik sekilas pada Jeonghan. Jeonghan hanya mengendikkan bahunya tidak peduli saat Seungcheol menatapnya.

"-Sakit perut. Jadi aku buru-buru pulang" sambung Seungcheol.

"Oh begitu. Sekarang apa kondisimu sudah membaik?" tanya Doyoon setengah panik.

"I-iya aku sudah tidak apa-apa sekarang. Terimakasih ya susu pisangnya" ucap Seungcheol sambil menaruh susu pisang kedalam tasnya.

"Syukurlah. Jaga kondisimu untuk persiapan kompetisi basket bulan depan Cheol-ah. Aku akan kembali ke bangku. Istirahat nanti kita ke kantin bersama ya." Ucap Doyoon sebelum kembali ke bangkunya. Seungcheol hanya tersenyum menanggapi perkataan Doyoon.

"Romantis sekali" celetuk Jeonghan saat Doyoon kembali.

"Kau bilang apa Jeonghan?" Jihoon yang baru datang langsung bertanya apa yang dikatakan Jeonghan tadi.

"Ah tidak Jihoon-ah." Jeonghan hanya menjawab seadanya. Meskipun pelan, Seungcheol dapat medengarnya. Tetapi Seungcheol memilih untuk diam.

********************

"Kau bisa membunuhnya perlahan dengan tatapanmu yang seperti itu, Jeonghan-ah" celetuk Jihoon saat Jeonghan memperhatikan Seungcheol yang tengah makan sendirian di salah satu meja kantin dengan begitu serius.

"Apa dia memang suka menyendiri?" tanya Jeonghan tanpa mengalihkan tatapannya pada Seungcheol. Makanan yang ada di piringnya pun terabaikan karena dia lebih tertarik pada lelaki bernama Seungcheol itu.

"Yaa begitulah. Seperti yang kau lihat." Jawab Jihoon.

"Hmm sekarang dia tidak sendiri lagi." Perkataan Jeonghan membuat Jihoon akhirnya ikut melihat ke arah Seungcheol. Seorang lelaki menghampiri Seungcheol dan duduk dihadapannya untuk makan siang bersama dan tak lelaki itu adalah Doyoon.

"Oh. Dia." Jihoon merespon singkat dan kembali melanjutkan kegiatan makan siangnya

"Kau mengenalnya? Ah, tentu saja kau mengenalnya. Kita kan sekelas dengannya. Maksudku apakah kau mengenal dia dengan dekat?" tanya Jeonghan tak sabar.

"Aku tidak begitu dekat juga dengannya. Yang aku Doyoon dan Seungcheol memang sudah berteman sejak SMP dan masuk ke SMA bahkan di kelas yang sama hingga saat ini." Jelas Jihoon pada Jeonghan.

Melihat perlakuan Seungcheol yang begitu lembut pada Doyoon membuat Jeonghan merasa ada sesuatu diantara keduanya. Entah mengapa Jeonghan begitu peduli pada lelaki bernama Doyoon itu, tapi Jeonghan benar-benar penasaran dan ingin mengenal seorang Choi Sengcheol lebih dekat.

******************************

Sekitar seminggu di sekolah barunya, Jeonghan memutuskan untuk bergabung dengan tim basket sekolah. Bukan tanpa alasan Jeonghan memilih basket sebagai ekstrakulikulernya. Alasan Jeonghan bergabung di tim basket tidak lain adalah karena Seungcheol berada di tim basket juga dan tidak tanggung-tanggung. Posisi Seungcheol di team itu adalah sebagai ketua.

"Jeonghan, kau sebaiknya fikirkan lagi keputusanmu untuk ikut bergabung dengan tim basket. Kau yakin bisa bermain basket? Dari fisikmu kau sepertinya lebih cocok bergabung dengan tim balet." Ucapan Jihoon sontak mendapat tatapan sinis dari Jeonghan. Jeonghan tidak menjawab ucapan Jihoon dan hanya merapikan baju seragamnya kedalam tas setelah berganti dengan pakaian olahraga basket.

"Ah haha aku hanya menghawatirkanmu Han. Lihatlah mereka terlihat sangar-sangar." Sambung Jihoon sambil menatap ngeri para pemain yang mulai berdatangan ke lapangan basket.

Who Are You?Where stories live. Discover now