Bab 16 - Ada Yang Aneh..

11.3K 1.4K 29
                                    

Ada yang aneh..

Hanya itu yang ada dalam benak Wiga sejak ia mengantar Hanin ke supermarket dan berlanjut sampai di apartemen wanita itu.

Ada yang aneh..

Wiga memang baru mengenal Hanin dalam hitungan bulan tapi melihat bagaimana Hanin yang biasanya selalu terlihat percaya diri dan menantang kini terasa ada yang aneh. Hanin yang melamum di stand daging. Menabrakkan troli belanja ke rak makanan. Membuat kasir mengulang total belanjaannya dan yang terakhir dan yang paling aneh dari semuanya bagi Wiga adalah bagaimana kekasihnya hampir memotong jarinya sendiri saat mengiris bawang.

Mata Wiga masih menatap Hanin lekat-lekat. Kekasihnya memasak dengan pikiran entah kemana. Tapi Wiga enggan bertanya. Belum saatnya, Ia akan melihat sampai sejauh mana Hanin terlihat berubah.

Wiga berjalan mendekati dapur dimana Hanin masih merebus potongan kentang, wortel, daging ayam dan bumbu-bumbu. Menu yang Hanin masak sederhana. Sup ayam. Tapi yang membuat jadi tak biasa karena Hanin hampir tiap beberapa menit sekali akan terdiam dan melamun sampai Wiga berkali-kali menegurnya. Wiga mengambil alih centong dari tangan Hanin. Wanita itu nampak bingung melihat Wiga yang mau mengambil alih tugasnya.

"Kamu duduk aja, biar Mas yang lanjutin, ini tinggal nunggu mateng aja, kan?"

Hanin menatap Wiga lama sebelum menyetujui usul pria itu. Hanin duduk di kursi makan. Sesekali Wiga akan menoleh dan melemparkan senyuman.

"Udah mateng belum?" tanya Wiga yang mengambil potongan kecil daging ayam dari dalam panci lalu memberikannya pada Hanin. Hanin menerima uluran sendok yang Wiga berikan langsung ke mulutnya. Merasakan teksturnya sebelum menganggukkan kepalanya.

"Udah mateng, Mas duduk aja, aku ambil nasi sama air minum." Hanin sudah bangkit dari posisinya berjalan menuju kabinet untuk mengambil piring namun Hanin sedikit kesulitan karena kabinet tempat menyimpan piring lumayan tinggi. Wiga bergegas mendekat ia berdiri tepat di belakang Hanin lalu mengulurkan tangannya ke kabinet meraih piring yang ingin Hanin ambil.

"Harusnya jangan dipasang setinggi ini, kamu jadi susah kan ngambilnya." Wiga berkomentar dengan tangannya yang meletakkan piring di atas meja makan. 

"Kamu duduk, biar aku aja yang ambil."tegas Wiga.

Kembali ia membuat Hanin duduk di kursi makan. Ia tahu Hanin akan menatapnya dengan tatapan aneh tapi ia masih enggan untuk bertanya walau pertanyaan itu sedari tadi sudah di ujung lidahnya. tidak.. Wiga tidak ingin jadi pria yang memaksa. Ia tahu Hanin pasti masih marah karena rencana mempertemukannya dengan Franda ditambah wanita itu bekerja untuk banyak kasus dengan tingkat masalah yang cukup berat. mungkin diamnya Hanin hanya karena wanita itu memikirkan kasusnya saja.

Hanin sudah menuang nasi ke atas piring  dan sup ayam yang berpindah dalam mangkuk besar.Wiga pun mengambil tempat di hadapan kekasihnya. Ia meraih gelasnya untuk membasahi kerongkongannya yang kering sekaligus ingin menjernihkan pikirannya. 

"Mas." Wiga mendengar Hanin memanggilnya saat ia baru meletakkan gelasnya.

"Hemm.."

Mata Wiga bertemu mata Hanin yang entah mengapa penuh dengan kegelisahan di dalamnya. Wiga tak mengerti mengapa Hanin menatapnya seperti itu. Bergegas Wiga berdehem keras agar suasana di sekitarnya kembali cair.

"Kita makan yuk." ajaknya. Wiga menyendok nasi dengan potongan ayam yang ia ambil dari mangkuk sup. rasanya enak seperti biasa walau dalam prosesnya sudah membuat Wiga gemas bukan main. Dan kini rasa enak yang dihasilkan pun tidak terasa istimewa kalau rasa laparnya telah hilang berganti dengan perasaan aneh yang sejak tadi terus dirasakan Wiga. Atmosfir yang dibawa dari kegelisahan yang Hanin tunjukkan.

DESPERATE FOR LOVE √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang