Aku bernyanyi saat aku melihat foto seseorang pada kertas curiculum vitae yang kupegang. Beberapa hari yang lalu aku mendapatkan ceramah panjang lebar darinya karena naskah yang ia kirim ditolak oleh penerbit tempat aku bekerja . Tak jelas alasanya yah memang seperti itulah dunia penerbitan. Kebanyakan kau jangan banyak berharap naskah yang menurutmu begitu bagus dan keren tapi dengan mudahnya mereka bilang ceritamu tidak memenuhi syarat bla bla bla dan bla bla bla.
Namanya Khe Ai
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Yang ku baca dari CV nya ia masih sangat muda beberapa tahun dibawahku . Masih sangat antusias sepertinya dengan berbagai hal.
Memang agak sulit menjelaskan padanya bahwa naskahnya ditolak tapi dengan kelembutan caraku menenangkanga aku bisa membuatnya menyerah . Kami bertukar no ponsel pribadi karena dia memaksa menelpon no kantorku disaat jam usai kerja jadi kutawarkan untuk membicarakanya nanti saat aku dirumah.
AI begitu aku memanggilnya, dia gadis yang periang dan enak diajak sharing mungkin. Tak banyak bicara memang setelah kami selesai membicarakan tentang naskahnya hanya beberapa pertanyaan perkenalan biasa dan pembicaraan basa basi seperti biasanya.
Hanya saja hal sesedarhana itu membuat ku selalu tertarik untuk melihat dirinya lebih jauh .
Dan beberapa hari setelah itu perasaan yang lebih padanya terus menaungi dadaku. Segala tentangnya serasa membuatku lebih penting dari hal apapun . Bahkan aku mengabaikan duniaku sebelumnya dan selalu terpusat dengan isi pikiranku tentangnya.
Ai benar benar membuatku lebih gila dari pada pacarku sendiri.
Aku tak begitu yakin apa ini perasaan yang selalu membuat dadaku berdegup dengan kencang ketika menemukan sesuatu tentangnya.
_ _ _ _ _ _ _
Aku berada di club malam ini . Pikiran ku benar benar kacau karena si Ai itu . Aku takut jika aku benar benar menyukainya tapi sisi lain diri ku menenangkan hal itu kenapa aku harus takut bahkan aku bahagia hanya dengan berbicaranya lewat ponsel . Tapi kali ini benar benar membuatku bertambah gila Ai mengajak ku bertemu untuk hanya sekedar mengenal satu sama lain. Tapi dia tak tahu hanya dengan mendengar suaranya saja jantungku hampir loncat apa lagi jika bertatap dengan dirinya secara langsung. Melihat tingkahnya dan sikap manisnya Nooooooo ... ini membuat ku gila ......
" woooy .... jangan ngelamun .. " kata seseorang menepuk kepalaku dengan sedikit kasar.
" phei ... " kataku membenarkan kacamataku yang hampir terlepas karena ulahnya.
Gadis itu duduk di depanku dengan senyumnya yang sering sekali membuatku kesal karena tak jarang senyum itu keluar hasil dari membuliku.
