Genuine Vampire

66.5K 1K 47
                                    

Genuine Vampire 1 - Genuine Vampire

Jam 09.00 AM waktu Washingtom, McChandler Group Building.

"Aku harap nanti kau bisa bekerja dengan direktur McChandler dengan baik, Ms. Sanders," ucap asisten manajer Human Resources Department McChandler Group itu.

Ia dan gadis yang dipanggil Ms. Sanders berjalan di lorong koridor kantor yang menuju ruangan sang Direktur. Sedang si gadis hanya tersenyum simpul.

"Ya, walau pada dasarnya karakternya agak susah, aku ingin kau bisa memaklumi dan terbiasa," ucap laki-laki itu lagi.

"Semoga aku bisa bekerja dengan baik dibawah bimbingannya, sir," ujar si gadis Sanders.

Setelah perjalanan yang tak memakan waktu lama, mereka berdua sampai didepan pintu ruangan sang Direktur.

Pria berambut pirang itu mengetuk pintu, "Permisi sir, saya kemari untuk mengantarkan sekretaris baru anda," ucapnya.

Walau belum dipersilahkan masuk ia sudah membuka pintu itu. Dan sesuatu yang terlihat, ahem, sedikit . .

Sang direktur sedang mencoba mencium wanita - yang terduduk dimeja kerjanya, disisi samping - tangan wanita itu bergelanyut di leher sang direktur dan sedikit mendongakkan wajahnya. Bibir mereka hampir bersentuhan, atau bergesek mungkin.

"I'm so sor.. sorry, sir" ucap si asisten HRD. Menyesal, tentu saja! Bisa-bisa dia dipecat karena perlakuan tak sopannya itu.

Sang direktur berambut rapi - sejak si pria pirang itu masuk - sedikitpun tak memandang wanitanya apalagi seseorang yang baru saja menyampaikan kata maaf, yang ia perhatikan adalah gadis mungil berambut cepol dan bermata empat itu, gadis bernama Sanders.

Sang direktur segera berdiri tegak kemudian menyibakkan rambut bagian kirinya.

Si wanita yang bersamanya - karena tak diperhatikan - segera mengarahkan wajah si direktur untuk menghadapnya, "Harusnya kau menurutiku untuk mengunci pintunya," ucap wanita itu manja.

"Sepertinya kau harus pulang," ucap si Direktur datar.

Si wanita hanya mengangkat bahu, kecewa "Sepertinya kau harus bekerja dulu. Baiklah, kita lanjutkan kapan-kapan."

Wanita itu mendekatkan bibirnya ke bibir si direktur, mengecupnya singkat kemudian turun dari meja, mengambil tasnya lalu memandang kesal pada Mr. Coleman dan Ms. Sanders, barulah wanita itu melenggang pergi dari ruangan.

Sang direktur berjalan santai menuju tempat duduknya yang empuk. Dia duduk manis disitu dan meletakkan kedua tangannya di atas meja. Membaca sebuah berkas yang tidak begitu tebal. Sebuah data diri tentang Keela Sanders.

Si kepala pirang itu bersuara lagi. "Sungguh, maafkan aku, sir," ucapnya melas.

"Tidak masalah." jawabnya, ia memberi jeda. "Jadi?" tanyanya. Ia menatap si gadis Sanders.

"Saya Keela Sanders dari divisi sekretaris, mulai hari ini saya akan menjadi sekretaris anda, sir," ucapnya sopan.

"Kau akan bekerja sebagai sekretarisku mulai hari ini? Keela Sanders kan? Aku banyak mendengar berita tentangmu. Kau bekerja hampir 2 tahun disini dan kau menunjukkan kualitas yang sangat bagus." Si direktur tersenyum simpul.

"Semoga saja benar, sir," ucap Keela, 'Dan aku juga telah banyak mendengar berita tentangmu direktur.'

Aidan McChandler berumur 28 tahun. Masih single. Direktur McChandler bergerak di bidang property dan juga anak kedua dari keluarga McChandler. Menjabat tanpa campur tangan dari ayahnya, sang Presdir. Bertindak sangat disiplin kepada bawahannya - tapi terhadap dirinya sendiri merupakan sekarung tanda tanya. Dia tidak akan mebiarkan sebuah kesalahan, sekecil apapun itu - entah sudah berapa kali dia bergonta-ganti sekretaris. Big note, dia seorang playboy dan aku tambah yakin akan hal ini.

Aidan memandang Keela dari kepala sampai kakinya, "Kualitas yang sangat bagus! Benarkah? Keluarkan dia dari ruangan ini! Dan bawakan aku sekretaris yang yah.. kau tahu kan? Lebih sexy."

DONG ... tamparan keras yang begitu jelas.

Kedua manusia itu melongo tak percaya.

Si kepala rapi itu melanjutkan, "Kualifikasinya memang bagus tapi apa kau tahu perasaanku, mempunyai sekretaris yang bahkan tidak bisa aku ajak makan siang itu benar-benar ppfftt... menyebalkan."

'Urggh .... Dasar playboy busuk, kalau kau bukan atasanku, sudah aku cabik-cabik mulutmu.'

"Tapi..., sir," ucapan si asisten HRD yang ini terpotong oleh Keela.

"Maaf sir, dadaku memang agak rata, tubuhku pendek dan tidak sexy," cela Keela kepada dirinya sendiri. "Tapi jika anda tidak memberiku kesempatan, anda tidak akan tahu bagaimana cara kerjaku kan?" tanya Keela.

"Aku tidak butuh sekretaris yang melawan perintah atasanya," ucap Aidan, ia menatap tajam mata Keela.

Keela membetulkan letak kaca matanya dengan tangan mungilnya - untuk ukuran gadis barat, ia memang mungil, "Oh, itu bukan perlawanan direktur, tapi sebuah saran," ucap Keela, ia memasang senyum lebar, merasa menang.

Aidan McChandler, dia segera bangkit dari tempat duduknya. Menuju sebuah filling cabinet besi yang tak jauh dari tempat duduknya. Mengeluarkan map-map besar yang ada didalamnya. Ditaruhnya mereka diatas meja. Bahkan tumpukan itu bagai gunung kecil yang menelan separuh dari tubuhnya.

"Pelajari dan persiapkan data meeting untuk besok berdasarkan berkas-berkas ini, setelah itu proses surat yang masuk! Masukkan data dan jadwal kerja serta janji temu kedalam komputer. Jangan bertanya tentang hal yang tidak penting. Jika memang kau butuh, cari saja data lawas yang membantu."

"Mengerti, direktur," ucap Keela senang. Si asisten itu hanya sweat droop melihat tumpukan berkas yang harus digarap Keela.

"Dan juga, persiapkan hadiah yang cocok dan kata maaf untuk wanita tadi atas namaku. Dia putri dari Peter Howard!"

"Satu hal lagi, jangan menerima telepon dari wanita yang tidak ada di address book, hati-hati terhadap yang satu ini," ucapnya, ia memperlihatkan seringainya.

"Yes, sir," jawab Keela. ' Hn... mengatur perselingkuhannya juga tugasku, begitu?'

Si asisten HRD itu memberanikan diri untuk pamit dari ruangan. Hanya selang beberapa menit dari hilangnya dia, telepon diatas meja kerja direktur segera berdering.

Dengan santai Aidan mengangkatnya dan menjawab "Biarkan dia masuk."

'Dia ... menjawabnya? Bukankah tadi dia bilang jangan sembarangan menerima telepon?' Bibir Keela mengerucut.

Dari arah pintu, seorang wanita cantik masuk kedalam ruangan Aidan.

"Aidan, maaf tiba-tiba aku datang," ucap seorang wanita - yang sepertinya Aidan bicarakan ditelepon - tadi.

"Kau tidak perlu meminta maaf, lagipula ini hampir waktu istirahat," ucap Aidan, ia mengisyaratkan Keela keluar - dan masuk ke ruang kerjanya sendiri yang berada disamping ruang kerja sang direktur - dengan menggunakan tangan kanannya, sedang tangan kirinya merangkul pinggang wanita itu. Aidan mengajak wanita itu memasuki ruang pribadi didalam ruangannya.

'Hn.... Aku lupa untuk berterima kasih kepada Mr. Coleman,' pikirnya.

Belum sempat Keela keluar dari ruangan bosnya, dari privat roomnya itu terdengar desahan-desahan yang terlalu fulgar untuk didengarnya.

Keela berbalik arah. 'Dasar brengsek, benar-benar playboy brengsek'. Dan dengan cepat ia keluar dari ruangan itu.

:D Next chapter ....

Genuine Vampire (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang