11. Rusuhin Veranda

639 61 21
                                    

"Aku gak begitu paham Ta, jadi maklumin aja ya kalo gak bagus." Ujar Kak Ve sesaat setelah aku dan Okta kembali memasuki apartemennya.

"Padahal sama-sama design kan kak? Menggambar gitu." Balas Okta menanggapi.

"Ini beda tau, ada pemahaman khusus untuk bisa gambar proyeksi bangunannya, logika harus jalan."

"Maksudnya?"

"Iya kalo ini kan terpaku dengan bangunan yang akan diproyeksikan, terus narik garis proyeksinya juga gak bisa sembarangan, sedangkan design yang aku tekuni itu, cenderung kearah kebebasan berekspresi, gak terpaku kaya yang ini."

"Duh, gak ngerti kak. Pokoknya sama-sama ngegambar, berarti kesenian. Titik."

"Hahaha... Dasar ya. Yaudah ini mau sambil dijelasin gak?"

Begitulah permulaan dari perbincangan yang sepertinya akan panjang antara Kak Ve dan Okta
Aku tersenyum melihat Kak Ve yang mulai sibuk dengan Okta, tanpa membuang waktu aku segera memulai aksi menjamah setiap sudut ruangan apartemen milik Kak Ve.
Aku cukup senang melihat perkembangan Okta, udah pinter dia sekarang bantuin aku jadi agen rahasia :"

"Iya Kak jelasin, kan aku minta ajarin." Okta dan Kak Ve sudah duduk di atas tikar, lengkap dengan meja lipat kecil yang biasa dipake bocah belajar gitu.

"Yaudah, kamu yang gambar aku yang ngarahin ya. Nih pegang jangka nya." Ujar Kak Ve, sembari memberikan jangka miliknya kepada Okta. Alat-alat yang digunakan untuk ngerjain tugas ini semuanya pake punya Kak Ve.

"Ini kan udah ada sumbu x dan sumbu y nya, kita buat titik utamanya dulu. Puter sedikit sampe sini." Tambah Kak Ve.

Selagi aku mencari bukti yang tersimpan, sesekali aku melirik ke arah mereka. Serius banget! Bagus Ta! Dengan begini aku bisa leluarsa obrak-abrik apartemen Kak Ve. Hihihi :p

Aku berjalan menelusuri ruang tengah, terdapat tv layar datar lengkap dengan home theaternya . Lalu di hadapannya terpasang soffa berukuran cukup besar. Kemudian pandanganku tertuju pada sebuah bingkai foto yang terletak di dekat tv.

"Nah terus tarik garis lagi da-"
Ucapan Kak Ve terpotong karena tiba-tiba aku mengeluarkan suaraku di luar kehendak.

"Loh Kak Ve kok masih majang foto berdua sama Kak Kinal sih? Bukannya udah putus ya?" Ujarku secara spontan. Dalam hati aku merutuki diriku sendiri karena menanyakan hal ini dengan frontal. Kalo Kak Ve jadi curiga kan berabe ._.

Kak Ve yang mendapat pertanyaan tiba-tiba pun terlihat sedikit terkejoed "Eh? I.itu... aku males ganti foto nya. Jadi biarin aja." Jawabnya kemudian.

"Males apa masih pengen mengenang nih?" Godaku dan sukses membuat Kak Ve tersipu malu.

"Apasih kamu Gre, ada ada aja." Kilahnya kemudian menghiraukan aku yang mulai senyum-senyum menghodanya.

"Terus gimana lagi Kak?" Okta kembali mencoba mengalihkan perhatian Kak Ve. aku pun bergegas kembali mencoba menguak bukti yang lain.

"Nah sekarang kamu buat proyeksi dari dinding bangunannya. Tarik garis dari sumbu x ke sini."

Selanjutnya mataku tertuju pada rak sepatu yang terletak dekat dengan pantry.

"Abis itu sama kaya tadi, ka-"
Lagi-lagi ucapan Kak Ve kembali terpotong oleh pertanyaan tiba-tiba dariku. "Loh Kak Ve, ini kan sepatu yang Kak Kinal beliin waktu ultah Kak Ve tahun lalu kan? Cie masih disimpen..."

Setelah tadi keceplosan melemparkan pertanyaan yang frontal terhadap misi, kini aku jadi tak perduli lagi. Toh udah terlanjur, jadi ya lanjutin aja. :D

Tetangga Apa Banget ?! Season 2Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora