KHAWATIR?

6.5K 631 69
                                    

Udah lama banget ya kerasanya? Akhirnya gue bisa bawain cerita lagi yang pastinya abal dan gaje. Jangan terlalu berharap lebih oke kaya gue yang berharap Tom bisa jadian ama Emma.

Disclaimer: Fanfiction, means fans write it. So I don't own Harry Potter. Shocker, I know, but I don't. Thank you Jo!
.
.
.

Draco berlari sekali lagi, dengan kecepatan yang semakin lama-- berkurang. Otaknya kini hanya memikirkan bagaimana ia bisa keluar dari hutan belantara yang gelap ini. Kakinya yang terbalut sepatu mulai kesakitan, sesekali tak sengaja ia menginjak akar pohon besar yang keluar tanah. Mengajaknya bermain dengan ketakutan yang berada di hatinya. Ia tepis sesekali ranting pohon yang menampar tepat dihadapannya, namun tak memungkinkan dirinya akan selamat. Darah mengalir dari pipi yang tergores ranting sialan itu membuat ringisan kecil keluar dari mulutnya. Draco mendengar beberapa burung gagak yang berterbangan dengan tawa jahat, membuat ketakutannya bertambah besar.

Ia harus pergi, bagaimana pun caranya. Ia tidak ingin mati ditangan kelompoknya sendiri-- The Death Eater--- yang mengetahui bahwa keluarganya--Malfoy-- berkhianat kepada Voldemort. Ia tidak ingat dengan jelas mengapa keluarganya itu berkhianat, didalam pikirannya hanya ada sebuah sugesti. Dimana sugesti itu terus menyuruhnya untuk berlari tak menentu arah. Walau terus berlari anehnya ia tak lelah sekalipun-- namun nafasnya selalu tersendat-sendat. Ia melihat sebuah pohon besar tak jauh berdiri tegap dari tempatnya berada. Sejenak Draco berfikir untuk istirahat sambil melihat keadaan saat ini.

"Aku harus bersembunyi---" ia berkata dengan lemah.

Draco melihat pohon itu yang seolah sebagai pusat dari hutan belantara nan gelap. Pohon dengan rantik yang yang menjalar kemana-mana dilengkapi oleh surai-surai menggelantung seakan menambah tampilah horor. Namun ia tidak memperdulikan itu dan bersandar pada batang yang lapuk dan lembab. Ia menatap langit yang hitam dan tega menenggelamkan bintang didalamnya. Kabut terbuat dari mulutnya yang sedari tadi bernafas mencerminkan betapa dinginnya malam ini.

"DRACOO~ WHERE ARE YOU~~~?"

Sebuah suara menggelegar dari entah mana asalnya, suara tersebut dapat membuat beberapa burung terbang ketakutan begitu pula dirinya. Ia menegakkan tubuhnya, badannya gemetar. Suara itu terasa familar dalam benaknya-- dan membuat sebuah trauma dalam psikisnya. Suara yang terus menghantui seperti suara ayahnya. Suara yang terus menyuruh dirinya untuk membunuh Dumbledore.

Bibinya, Bellatrix berada di dekatnya.

Jantung Draco terus berdetak cepat dan seperti hampir meledak. Ia harus bergerak lagi, lebih jauh dari jangkauan nenek sihir itu. Bellatrix yang memang psikopat tentu memilih untuk terus berada disamping Voldermort dibanding bersama adiknya Narcissa dan keluarganya. Draco menduga-duga jika sebenarnya bibinya itu sudah menjadi pelacur kebanggaan si hidung pesek. Mata silvernya melirik ke kanan dan kiri, memastikan belum ada seseorang atau pasukan death eater yang berkeliaran lalu dengan cepat mulai berlari lagi.

Memikirkan tentang Bellatrix membuatnya seketika teringat dengan keluarganya yang entah dimana sekarang. Ia berfikir mungkin saja mereka semua berpencar disaat penyerbuan datang ke manor mereka---

Splash

Draco mundur beberapa langkah dengan spontan lalu mengangkat tongkat sihirnya yang sedari tadi berada di kantung celananya. Ia begitu terkejut melihat sebuah pohon tumbang didepannya dengan ukuran lumayan besar dan api berada di beberapa titik. Ia nyaris saja terkena beberapa kutukan hitam beresiko tinggi tadi. Matanya terbuka besar terkejut, sekarang pohon terbakar itu menghalangi jalannya. "Disitu rupanya kau Drakie!!" Bellatrix berteriak senang dengan senyuman lebar di wajah.

Draco merasa lututnya yang mendadak lemas, mungkin kematian sudah datang didepannya sebentar lagi. Draco menghancurkan pohon itu seketika untuk membuka jalan, dan kembali berlari. Bellatrix yang sepertinya sudah menduga hal ini akan terjadi hanya tertawa. "KAU TAHU KALAU KAU TIDAK BISA MELARIKAN DIRI DARIKU KAN DRACO??"

Draco's AnxietyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang