Broken Nose and Other

8.8K 866 82
                                    

Oke ini cerita gue yang terbaru,

Perhatian: cerita mungkin beda dengan apa yang ada di novel or film but ikutin aja jalan ceritanya ga usah omel or something oke?

.

"Aku akan membunuhnya,"

"Yes,"

"Akan ku lepas kulitnya dari badannya jika perlu,"

"Aku tahu kau bisa,"

"Akan ku penggal perempuan itu,"

"Oh stop it Drake,"

"No, i'm not."

"Lupakan mudblood itu,"

"Tidak, aku tidak bisa-- setelah yang ia lakukan kepadaku kemarin,"

Blaise mengerang,

Lelaki muda berkulit tan itu melihat ke arah Draco lagi, anak keluarga penyihir tua; Malfoy. Yang masih saja duduk di sofa panjang yang tak jauh darinya, memandangi perapian dengan tatapan kesalnya. Blaise tak tahu harua berkata apa, sulit baginya untuk menenangkan seorang anak; yang terlanjur-lahir-di keluarga kaya itu. Sudah lebih dari sejam Draco bergumam, sumpah serapah dan kata-kata kotor terucap dari bibirnya.

Mata Draco berkedut, kepalanya pening, dan hawa tubuhnya memanas saat memikirkan kejadian dua hari yang lalu. Ia tak pernah merasa begitu kesal kepada seseorang perempuan-- well kecuali Pansy-- dia lebih menyerupai anjing ras Bulldog di banding perempuan, dan saat ini Draco benar-benar jengkel. Bagaimana bisa seorang yang cantik--

Yang pintar--

Matanya indah--

Kulit halus--

Wait,

Mengapa kini ia memuji perempuan itu?

Tidak, tidak.

Maksud Draco adalah, perempuan yang sok tahu--

Yang selalu ingin tahu--

Yang berambut mekar--

Dan lahir dari keluarga Muggle.

Perempuan itu, Hermione Granger, seorang yang dapat mengubah segala pikiran Draco mengenai seorang perempuan. Ia mengira seorang perempuan hanyalah sampah permen karet yang bisa kau buang. Seperti filosofinya; jika permen karet itu sudah tak berwarna dan manis, kau hanya perlu membuangnya, tak perlu capek-capek menelannya. Hermione, si darah lumpur itu dengan berani dan tak takut mati, oh mungkin karna sikapnya yang selalu ingin tahu dan memuja buku-buku tebal, membuat Hermione tak takut mati di tangan Draco.

Hermione akan mati jika melihat perpustakaan Hogwards hilang. Ya, ia akan mati seketika.

Tapi sungguh, ini sungguh tak bisa di terima, sangat mencela dirinya, membuat harga dirinya tercoreng.

"Tapi itu salahmu juga, jika aku boleh jujur,"

Draco memicing kepada Blaise.

"Hei aku hanya menjadi pihak netral di sini," Blaise membela diri dengan mengangkat kedua tangannya.

"Tapi aku hanya berbicara kepada Potty," Draco mencibir.

"Kau mengatainya dan seluruh temannya Drake,"

"Aku sering berbicara begitu dengan Potter tapi mengapa Granger yang seenaknya main pukul?!"

"Ia marah karna kau menjelek-jelekan Potter?"

"Shit Blaise, kau bagian dariku apa mereka?" Draco menjadi jengkel.

Blaise hanya tertawa, jika di pikir lucu juga. Mengingat seorang playboy kelas kakap seperti Draco dapat di pukul--dengan sangat keras di daerah hidung. Bisa kalian bayangkan? Seorang Draco Malfoy?

Draco's AnxietyWhere stories live. Discover now