"Hoo, kau tahu nama pemimpin komunitas itu, padahal kau tadi bilang kau bukan seorang pemburu?" sinis Grey.

Ruby langsung memalingkan muka. Troel hanya menaikkan bahunya tanpa kalau ia menyerah dengan Grey dan Ruby yang selalu bertengkar seperti anjing dan kucing. Mereka pun berangkat dengan kereta kuda melewati jala tembus menuju kota mati. Dimana isinya adalah vampire-vampire yang haus akan darah. Namun sekali kereta noble lewat, mereka akan langsung tunduk. Sementara di sisi lain, Nathan yang sudah sampai daritadi menunggu kedatangan bawahannya itu di balik pintu gerbang gedung pertemuan.

"Haa," Nathan menghela napas. "Aku tak suka bau tempat ini," gumamnya.

Ya, bau dari para pemburu. Bau dendam dan rasa benci terhadap vampire. Terlihat para pemburu itu membawa senjata mereka. Tak lama, terdengar suara perempuan dengan kimono hitam lewat dari pintu itu dan menyapa Nathan.

 Tak lama, terdengar suara perempuan dengan kimono hitam lewat dari pintu itu dan menyapa Nathan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Pangeran Junketsu, Lord Nathan, lama tak bertemu," ujarnya dengan senyum kecil.

"Putri Kaizaki, Lady Hotaru, senang bertemu denganmu lagi," balas Nathan.

"Apa kau sendirian?"

"Untuk sekarang, ya,"

"Kalau begitu aku masuk duluan ya, pangeran,"

"Silahkan,"

Keduanya terlihat tak banyak bicara. Itu karena tak ada yang perlu dibahas. Lagipula, Nathan juga tak pernah beurusan dengan Lady Hotaru. Tapi, sekian banyak tamu rapat yang datang, hanya satu kehadiran noble yang tidak masuk. Yaitu kehadiran noble dari keluarga Rosen, Lady Astyria. Padahal dia yang paling adil dan bijaksana diantara noble lain selain Nathan. Makanya Lady Astyria sering disamakan dengan Dewi Athena. Namun anehnya, ia sendiri membantah itu. Mengatakan kalau mereka berbeda. Nathan tidak peduli dengan hal itu. Kenyataan kalau Lady Astyria adalah orang yang adil takkan berubah. Selagi pikirannya adalah mementingkan kepentingan bersama. Membuat Nathan memilih Lady Astyria sebagai penasehatnya.

Sekian lama Nathan menunggu, tinggal 15 menit lagi sebelum rapat dimulai. Nathan pun mulai kesal.

"Apa yang mereka lakukan? Lama sekali,"

Tak lama terdengar suara kuda dari luar. Dilihat Nathan lambing yang ada di kereta tersebut. Itu keretanya. Akhirnya mereka datang.

"Tuan Nathan!!! Maafkan kami," ujar Troel seperti menangis.

"Ssssttt, bisakah kau tenang sedikit?"

"Lepasin!"

Suara Ruby memancing Nathan. Ia melihat Grey yang menggenggam sambil menarik tangan Ruby secara paksa.

"Grey, kau mengganggunya," tegur Nathan.

Segera Grey melepas tangan Ruby. Dan Ruby menatapi Nathan seperti baru pertama melihatnya.

"Na-than?"

"Hey! Tidak sopan," tegur Troel.

"Sudahlah," ujar Nathan menahan perkataan Troel dengan tangannya. "Ayo masuk,"

Midnight RomanceWhere stories live. Discover now