2

374 71 47
                                    

Vote dulu ya,  jangan lupa comment.  Usahakan spam comment yaa.  Makaasih
.
.
.
Sama kayak Gravin(work aku sebelumnya dan masih on going),  baca work ini pelan- pelan, karena setting waktunya kadang flashback ke 2002, 2012, sama 2017. Juga karena ceritanya panjang, jadi sabar ya.  Jadi pelan pelan yaa
.
.

"Kalau ga bisa jadi pecintaimu nomer satu, izinkan aku jadi pembencimu yang pertama."
- Kanh Seulgi as.....

Juni 2012 [Tiga Bulan Sebelum Putus]

Blush on peach menjadi pilihan yang tepat untuk summer kali ini. Hot pants berbahan dasar jeans yang ujung nya dibiarkan membentuk bekas potongan tak dijahit, menambah kesan sexy pada kaki Seulgi. Kaus putih polos tanpa lengan membiarkan kulitnya bersentuhan langsung dengan seringai panas matahari. Sneakers biru senada dengan bawahan siap menutup kaki Seulgi yang akan melangkah ke pantai.

"Gimana?"

Sehun memperhatikan dari atas hingga ke bawah. Pandangannya mencoba mendeteksi kesalahan yang mungkin ada di tubuh Seulgi.  Hingga beberapa detik kemudian ekspresi Sehun yang tadinya datar, kini menimbulkan kerut di kening tanda tak suka, "nggak terlalu kebuka ya? "

Mendengar komentar Sehun, Seulgi yang merasa bahwa semua sudah sesuai dan membuatnya terlihat cantik, kembali memastikan bayangan di cermin, "kaus ini bagus kali ya? ", Seulgi menyodorkan kaus lengan pendek tipis ke arah Sehun. Mungkin dengan pilihan yang baru itu,  lebih pas untuk tubuh Seulgi.

Sehun memeriksa kain dari kaos itu dan mengeluarkan ekspresi tak senang .  Kausnya terlalu tipis, ia khawatir baju dalam Seulgi akan terlihat dan menyebabkan banyak mata jelalatan memperhatikan gadis polos itu di pantai.

"Pakai itu aja deh, kelamaan nih! " Seru Sehun sembari menunjuk kaus yang dipakai Seulgi saat ini. Dengan alasan diburu waktu,  Sehun mencegah Seulgi memakai kaus yang hampir transparan itu.

Senyum bahagia tergambar jelas menampilkan lesung pipi Seulgi. Mendengar deburan ombak merupakan hal yang bisa membuat Seulgi tenang diantara banyak masalah yang mengelilinginya.

"Naik motor?"

"Iya,  kenapa? Gak suka?" Balas Sehun dengan nada kesal.

"Suka tau,  ke pantai emang harus naik motor. " Seulgi mengambil helm dan meletakkan di kepalanya.

"Go!!" Teriak Seulgi senang bukan main.

Sehun berdecak heran dengan kelakuan sahabatnya yang satu ini.  Umur sudah lebih dari 18 tahun tetapi kelauan seperti anak 8 tahun.  "Helm itu pengaman,  bukan cuma buat gaya-gayaan.  Pasang yang bener dong!" Sembari mengomel Sehun memasangkan pangait helm Seulgi yang tadi tidak dikaitkan.

"So sweet!" Puji Seulgi mencubit pipi kiri Sehun.

"Jangan pegang-pegang!"

"Kalau bukan Seungyoon,  mau deh Seulgi pacaran sama Sehun." Canda Seulgi menyudahi cubitan di pipi Sehun.

"Aku yang gak mau. " Ketus Sehun lalu menaiki motor yang dipinjam dari teman High Schoolnya.

Seulgi kini dibonceng Sehun. Baju mereka selaras bagaikan pasangan kekasih. Kaus putih tanpa lengan yang dipakai Seulgi senada dengan kaus lengan pendek yang Sehun kenakan,  hanya saja saat ini Sehun memakai jaker hitam untuk menghindari dinginnya angin yang menerpa badannya.

Kecepatan 60 km/jam dengan motor matic warna merah membelah jalanan di Seoul. Summer yang mengundang daun muda tumbuh selaras dengan bunga bermekaran menambah romantisnya jalanan saat ini. Jalanan yang terbilang sepi berasa seperti milik berdua.  Candaan kecil tak luput menambah kehangatan diantara mereka.

My Ex (Boy)friendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang