8 ♡ Anotha Feelings x Another Magz

404 60 22
                                    

Heeya, I'm dedicated dis chapt for wulansari1 💕

And happy reading everyone x

×××

Ini sudah berbulan-bulan semenjak terakhir kali mereka bertemu. Benar saja, fakta membawa keberuntungan bagi Harry karena Jeslyn benar-benar menyusulnya ke New York untuk menonton penampilan solo live pertamanya di SNL. Jeslyn sangat bersemangat dengan ini, ya—walaupun dirinya hanya dapat mendukung dari balik layar. Tidak mungkin 'kan jika dirinya ikut dengan Harry meski itu hanya di backstage walau sebenarnya ia sangat ingin. Jes bahkan tidak sakit hati mendengar 'Ever Since New York' yang diprediksikan untuk salah satu mantan kekasihnya itu, dia sangat-sangat terpukau akan setiap lantunan yang Harry nyanyikan. Pria ini berhasil memabukkan siapa saja yang mendengarnya bernyanyi, bahkan hanya melihatnya saja dapat membuat siapa pun meleleh (gadis normal). Seperti yang Harry katakan jauh sebelum penggarapan albumnya pada Jes bahwa dia sangat ingin menulis sesuatu tentang dirinya sendiri, album yang sangat-sangat dan benar-benar Harry Styles. Dan Jeslyn bangga impian pria itu terwujud.

Selesai tertawa terpingkal-pingkal akan lelucon Harry di sana, Jes memilih untuk membaca hasil interview Harry untuk majalah Rolling Stone. Majalah baru, photoshoot baru. Beruntungnya Jeslyn dapat melihatnya lebih awal karena sesungguhnya majalah itu belum rilis. Matanya terus membaca tulisan demi tulisan, hingga sampai pada satu kalimat yang membuatnya marah meski ia tak berhak. Harry berbohong.

He notes a more recent relationship, possibly over now, but significant for the past few years.

Apa-apaan?! Jimmy (host SNL) juga menanyainya seperti ini tadi dan jawabannya sangat bertolak belakang dengan hasil interview-nya. Pun Jeslyn melanjutkan membaca,

"She's a huge part of the album." says Styles. "Sometimes you want to tip the hat, and sometimes you just want to give them a whole cap ... and hope they know it's just for them."

Langsung terngiang di benak Jes akan ucapan Ibunya, "Aku tidak suka calon menantu pembohong." Ya, sama. Jeslyn juga tidak suka seorang pembohong. Ck, sialan, Harry begitu misterius. Seketika rasa ketertarikan untuk membacanya lebih lanjut pun pudar, dia membenci ini dan lebih memilih untuk membacanya secara random.

"Who's to say that young girls who like pop music - short for popular, right? —have worse musical taste than a 30-years-old hipster guy? That's not up to you to say. Music is something that's always changing. There's no goal posts. Young girls like the Beatles. You gonna tell me they're not serious? How can you say young girls don't get it? They're our future. Our future doctors, lawyers, mothers, presidents. They kind of keep the world going. Teenage-girl-fans — they don't lie. If they like you, they're there. They don't act 'too cool.' They like you, and they tell you. Which is sick."

Oh, pria ini! Selalu saja berhasil membuat emosi Jes berubah-ubah. Jeslyn terharu. Sampai seperti itu dia dalam berpikir, layaknya wanita itu sangat berharga, dan dia membuatnya lebih berharga. Menurutnya, Harry cerdas dalam bicara. Masih banyak yang belum ia baca karena ia sibuk menangis akan pukauan dari tulisan di atas kertas itu. Bahkan, Jes sudah tak peduli akan rasa ingin tahunya saat melihat foto Harry bersama Taylor di Hyde Park yang kebetulan juga dibahas di majalah ini. Dan lagi, Harry sangat respect kepada fangirl-nya.

"Jes?" yang dipanggil menoleh ke sumber suara. Di sana, di ambang pintu hotel, pria yang berhasil membuatnya menangis haru berdiri dengan senyum tipisnya. Ini sudah 2 jam semenjak show berakhir. "Kau belum tidur?"

Perempuan itu langsung berhambur memeluk Harry begitu pintu kamar hotel sudah tertutup. Ia terisak merasakan aduan degup jantung Harry dengan miliknya, mendalami sensasi yang belum pernah ia rasakan, ketegangan seperti menganut tiga sumpah sekaligus. "Aku membencimu tapi aku juga mengagumimu. Kau begitu berharga. Aku bangga padamu."

SUPERMODELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang