5 ♡ I Study Rainbow

435 72 9
                                    

Harry

jeslynjblanchett It's ok, I used to getting hurt 💧🌈

Apa yang telah kuperbuat hingga, lihatlah... ia memosting langit mendung Perancis-semendung perasaannya, aku yakin. Aku memang payah. Sudah beberapa bulan ini kami tidak saling menatap, menyentuh, dan berbicara. Jes sangatlah rumit, sulit untuk meyakinkannya. Terakhir kali pertemuan kami berakhir dengan sangat buruk, ia menangis, aku tak mengusap air mata sialan yang mengalir deras di pipinya, dan yang paling menyakitkan adalah saat dimana ia sempat berfoto dengan penggemarnya menampilkan wajah teramat ceria. Kuakui, Jes memang sangat pandai dalam menutupi perasaan. Stella memberitahuku...

Bahkan di saat seperti ini, di negara yang sama, di kota yang sama kami masih enggan bertemu atau lebih tepatnya Jes yang belum ingin menemuiku. Stella telah memberikan alamat tempat aku menginap di Paris, Jes menghiraukannya dan selalu menyebutkan satu alasannya yaitu sibuk. Untuk yang satu ini ia tidak pandai dalam berbohong.

Besok atau lusa aku sudah harus kembali ke London karena shootingku sudah selesai dan jika ia tidak datang menemuiku, aku akan sangat marah. Sakit rasanya tidak mengetahui apapun tentang dirinya; bagaimana kabarnya, kapan terakhir kali dia facetime bersama adiknya, apa yang mereka bicarakan, menu sarapan apa yang dimakannya tadi, favorit fashion minggunya apa, bagaimana teman baru photoshootnya, dan semua hal kecil yang melekat pada dirinya. Aku ingin tahu, aku merindukannya.

Sesuatu yang tidak terlalu diharapkan terwujud, diriku harus bersyukur karena mungkin ini jalan untuk membuka pintu hatinya secara perlahan, jadi aku mengangkatnya.

"Jess..."

Tidak ada suara di seberang, ia hanya diam. "Aku merindukanmu." selalu.

Dua detik...

"Jeslyn, biarkan aku menjelaskan semuanya. Kumohon, bicaralah."

Dua detik...

"Respon aku, jangan hanya mendengarkan," kataku frustasi. Beruntung aku sudah tiba di penginapan setelah lari pagi.

Dua menit ia tak kunjung bicara, namun juga tidak mematikan sambungan teleponnya. Jadi aku mendengus pasrah lalu memutuskan untuk langsung memberinya penjelasan. "Baiklah. Aku ke sana di undang oleh keluarganya, mereka menyuruhku untuk membawa keluargaku juga. A-aku..."

"And you both are cuddling and kissing each other."

Terkadang aku membenci adiknya, Will selalu memberi tahu apa yang telah media tangkap. Begitulah kata Jes, sebenarnya ia juga kesal. Tidak seharusnya Jes merasa sakit karena Will, tapi bagaimana pun akulah virusnya. Diriku juga tidak mengerti bagaimana aku bisa menerima undangan itu dan semuanya berlalu begitu saja. Dalam keaslian aku masih menggantungi Jes, ia yang menggantungkanku.

"Kita butuh bicara."

"Maka bicaralah."

"Tidak dengan seperti ini. Aku bersumpah melihatmu menangis sekarang Jes, hentikan itu!" bayangan saat ia tengkurap di kasur, me-speaker ponselnya dari kejauhan seperti nakas sambil menangis adalah yang sekarang terlintas di kepalaku. Membayangkannya membuatku nyeri, apalagi jika sekarang kita dalam satu ruangan.

"I'm not." Ia mengelak. Padahal terdengar jelas dari aksen bicara yang lucu menjadi suara parau walaupun isakannya tidak ikut terdengar.

"Kumohon kembalilah ke London besok."

"Harry, aku berada sejengkal darimu. Aku melihatmu olahraga barusan, kita tidak perlu dalam satu tempat untuk saling melihat. Sayangnya, diriku lebih memilih Aussie untuk menghabiskan waktu luangku. Jadi, maaf." Aku tidak butuh alasan lain yang ia gunakan untuk lebih menjauh dariku. Ini tidak dapat kuatasi sendiri. Aku berdoa semoga seseorang di seberang dapat membantu Jes menghapus air matanya.

"Jes, dimana pun dirimu tolong lihatlah langit sekarang."

"Pelangi?"

"Yes. I study rainbow."


×××

Is anyone remember when Harry tweeted I study rainbow? And the rainbow on Harry's Instagram?

Yas Harry inspired me to make this chapter😶🌈

Oh iya btw ini short story tapi maksud gue gimana ya duh, maksudnya di tiap chapter itu pendek-pendek tapi chapter itu ga musti saling nyambung di chapter selanjutnya. Jadi menurut gue kalo ga dibaca urut juga gapapa sih, kaya Koala Kumal by Raditya Dika tau ga? Ya kurang lebih begitulah hehe, tapi kadang ada yang cukup nyambung sih dan lagi,

Saia belum tahu ending dari cerita ini😭

SUPERMODELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang