Last

1.9K 104 33
                                    

Karena aku gak yakin SiY bisa di #1 lagi, maka ini update terakhir.

.

.

.

Enno menghela napas saat lelaki di hadapannya tak henti meminta maaf. 

"Arthur ... maafkan aku. Akan tetapi, aku tidak bisa lagi menjalani ini. Aku ingin putus," ucap Enno tenang.

Arthur mengerang frustrasi. Matanya berkaca-kaca menatap wanita yang telah lama mengisi hatinya itu. "Apa yang harus kulakukan supaya kau mau mengubah pikiranmu?"

Hanya gelengan kepala yang diberikan oleh Enno. Ini kian membuat Arthur takut.

"Kumohon ...."

"Maafkan aku, Arthur. Aku pantas mendapatkan yang lebih baik darimu. Aku bukan wanita simpananmu. Kau tidak bisa memilih selama ini, makanya aku membantumu membuat pilihan."

Suasana sepi restoran mewah tempat mereka berbincang ini semakin terasa hening saat keduanya berdiam. 

"Aku minta maaf--"

"Berhenti meminta maaf," potong Enno.

"Kumohon .... Beri aku kesempatan lagi."

Wanita bermanik cokelat terang itu menggeleng sekali lagi. "Sudah cukup, Arthur. Sekarang, saatnya bagiku untuk bahagia."

"Tidakkah kau bahagia bersamaku?"

Enno mengingat-ingat saat dirinya pertama bertemu Arthur. Pria itu begitu manis dan romantis. "Aku memang bahagia. Dulu. Jauh sebelum kau bertemu Athena."

Kentara jelas bahwa tubuh Arthur berjengit mendengar nama istrinya disebut.

"Selamat tinggal, Arthur McClain."

Enno pun berlalu tanpa menoleh lagi. 

Meski berat, tetapi Enno lega. Dia kini bisa melangkah menapaki hidup yang baru. 

Ponselnya yang berderinglah yang menghentikan langkahnya.

"Halo?"

"Halo. Ini aku."

Enno mengenali suara si penelepon.

"Ini terakhir kalinya. Aku mohon, makan malamlah denganku. Setelah ini, aku akan menghilang kalau itu memang maumu."

Bibir Enno menyungging senyum. Pemuda ini sungguh gigih. Mungkin tidak ada salahnya memberi kesempatan.

"Baiklah. Jemput aku jam tujuh nanti malam."

Enno bisa mendengar pemuda itu bersorak di seberang telepon. 

Selamat tinggal, cinta lamaku. Aku siap menemukan cinta yang baru.

.

.

.

Untuk yang kelewat baper baca tulisan ini, dibawa santai aja. Aku nulis ff ini buat seru-seruan biar gak jenuh sama cerita utamanya. Dan banyak yang kayaknya lupa bahwa tulisan ini adalah FF yang artinya gak ada kaitan dengan alur aslinya.

Loving ArthurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang