Prolog

32 1 0
                                    


Dia kembali
membawa lara dalam deru napasnya.
mempertemukan rindu yang tak kunjung berhenti.

Untuk kesekian kalinya aku mengusap wajahku, menyingkirkan benih air di penghujung mata. Saat diriku sudah yakin, dia datang membawa setumpuk kenangan. Kaset itu berputar tanpa diminta, menjelaskan mereka dahulu tanpa ada batasan.

Yang dijelaskan hanya bisa terdiam mematung, mengharap dia adalah mimpi atau hal kebetulan. Tapi ini nyata, takdir harus meluruskan hubungan mereka.

Sebuah mata memandang arah yang dijelaskan, nampak yang dipandang gelisah. Sedari tanpa disadari mata itu bertemu, seperkian detik dia menatap wajah yang dijelaskan, tapi setelah menit berlalu mata itu berhenti mengadu, sekarang pikiran mereka yang sedang berkecamuh.

Berharap memecah keheningan, dia mulai berbicara.

"Ini kesekian kali, dan kita masih terdiam." Itu ungkapnya

Aku mulai berdeham, lidahku selalu terlilit jika berhadapan dengannya. Bertemu dengannya hal yang tak ku ingin, tapi na'as takdir berkata kami akan bertemu sebentar lagi. Mau tak mau aku pun membalas pembicaraannya.

"Jadi kita harus apa?" tanyaku

Dia nampak kebingungan, keningnya mengerut dan alis matanya hampir bertautan. Tapi setelah itu, yang kulihat berikutnya adalah senyum kecilnya, dia menatapku tersenyum dan mengatakan..

"kita harus kembali."


HI, maaf ya ini baru cerita pertamaku, maaf berantakan maklum baru masuk dunia watty  hope u like it :)). 

TQ // HUGEEEE

MagisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang