Chapter 1

4.8K 609 101
                                    

Pertama kalinya Tooru melihat seorang pria mencium pria lain, ayahnya langsung menariknya pergi dari sana bersama dengan kakak perempuannya -Oikawa Yui- yang merengek meminta es krim.

Toko es krim yang dimaksud kakaknya berada di seberang taman yang berarti jika ingin membelinya, Tooru, ayahnya dan Yui harus melewati kedua pria yang tadi berciuman. Sang ayah menolak dan berkata agar mereka tidak bertanya tentang apapun yang mereka lihat.

Saat itu usianya baru beranjak enam tahun, tepat tiga hari setelah ulang tahunnya. Dan Tooru berfikir tidak ada yang salah dengan itu. lagipula ia sering melihat ayah dan ibunya berciuman saat mereka berfikir Tooru atau Yui tidak melihat.

Namun Oikawa Tooru tetaplah seorang anak kecil yang baru beranjak enam tahun yang penuh rasa ingin tahu.

Saat bertanya kepada kakaknya yang masih cemberut karena tidak dibelikan es krim, Yui hanya berkata tidak tahu, ia tidak peduli. Es krim di toko seberang taman lebih penting daripada itu.

Kalau itu Tooru setuju. Es krim di seberang taman memang enak, tapi fikirannya tetap penasaran tentang apakah seorang pria boleh mencium pria lain.

Pada akhirnya Tooru memutuskan untuk bertanya kepada sang ibu yang sedang menjemur pakaian.

Tepat setelah Tooru melontarkan pertanyaannya, sang ibu berhenti menjemur dan bertanya dari mana asal pertanyaan tersebut. Tooru menjelaskan dengan segala kepolosannya. Sang ibu tersenyum lembut sebelum akhirnya berkata 'setiap orang berhak mencintai siapapun'.

Tooru terdiam. Ucapan sang ibu terasa membingungkan untuknya. Lalu sang ayah datang dari belakangnya dan mengatakan kalau mencintai sesama jenis itu dosa.

Tooru lebih bingung lagi. Jadi, menyayangi ayahnya adalah dosa?

=#=

Enam tahun setelahnya, Televisi memberitakan bahwa beberapa negara di Eropa melegalkan pernikahan sesama jenis.

Reaksi sang ayah yang sedang menonton bersamanya membuatnya agak risih. Ia berkata, 'itu melanggar hukum alam. Kenapa mereka melegalkan sesuatu menjijikan semacam itu?'

Saat itu Tooru berusia dua belas. Ia di didik dengan paham bahwa menyukai sesama jenis itu merupakan dosa yang berat dan tuhan tidak akan mengampuninya. Bahwa menyukai sesama jenis merupakan kesalahan yang membuatnya tidak akan memiliki teman, dimusuhi dan dipandang rendah oleh masyarakat. Dan penyuka sesama jenis merupakan orang pesakitan. Harus dijauhi dan menurut sang ayah, harus dikarantina ditempat yang jauh.

Dan menurut Tooru, entah kenapa paham idealisme sang ayah terasa salah.

=#=

Tooru berusia empat belas saat kakaknya, Yui, menikah dengan seorang pria tampan bernama Sakaguchi Kenta.

Pernikahan kakaknya sangat indah. Yui yang cantik dibalut gaun putih bersih dengan Sakaguchi-san mengenakan tuxedo berdiri disampingnya. Pernikahan yang penuh haru dan suka cita, janji-janji manis di depan altar, bunga-bunga yang ditebarkan. Semuanya terasa sudah seperti seharusnya. Pernikahan yang normal.

Dan saat Tooru tanpa sengaja membayangkan pernikahan antara dua pria yang persis seperti pernikahan kakaknya, Tooru juga merasa tidak ada yang salah dengan itu.

Tidak, Oikawa Tooru bukan gay. Ia hanya berfikir bahwa itu hal yang dapat dimaklumi.

Karena dimasa depan, Tooru akan bertemu dengan seorang wanita cantik yang dapat melengkapinya.

Ia akan menikahi wanita tersebut, memiliki anak dan hidup bersamanya hingga mereka tua. Ayah, ibu dan kakaknya akan bangga karena Tooru menjadi ayah dan suami yang baik dari seorang istri yang cantik dan anak-anak yang manis.

Tapi, kenapa semua itu terasa salah untuknya?

The IdealismWhere stories live. Discover now