Prolog

15 1 1
                                        

Fabian. Sudut ruang 3 perpustakaan adalah tempat favoritnya. Baginya, tempat ini masih saja misteri. Tak ada satupun makhluk yang mengikutinya. Yang dihadapannya bukan lagi asap hitam. Melainkan hamparan buku dongeng yang tertata rapi pada rak kayu berlapis besi putih. Hal yang membuat tak ada manusia asli yang sudi menjadi kawannya.

Kenyataan bahwa ia melihat segalanya. Hal menakutkan yang harus ia lewati setiap hari. Andai saja yang ia lihat adalah roh ibu dan ayahnya, setidaknya mampu mengobati rindunya selama ini.

Melampiaskan nasibnya pada buku dongeng. Berharap benar-benar ada nenek sihir yang menghapus kutukannya. Menghapus segala ingatan buruk asap hitam dan makhluk tak berwujud sempurna yang ia jumpai setiap hari.

"Pergilah di suatu tempat, dan kau benar-benar sendiri, Nduk. Carilah jawaban atas pertanyaanmu sendiri" Suara halus itu masih terngiang meski berlalu 15 tahun lamanya. Ia yakin tempat inilah yang dimaksud. Namun, pertanyaan apa yang harus ia cari jawabannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

When I SeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang