Part 14

5.2K 190 4
                                    

Part 14

"Threesome katamu? Cih, ternyata kau Werewolf yang mempunyai kesimpangan seksual. Aku lebih memilih mati, jika melakukan itu! Dengar itu sialan! Camkan itu!"

Mata biru Marqu membulat tidak menerima, ia mendorong Saka sampai terbentur ke tepi ranjang. Membuatku menyumpahinya dengan segala kosa kata kasar yang aku tahu. Kemudian ia melangkahkan kedua kaki panjangnya kearahku, sebuah jambakan kasar kudapatkan dari tangan besarnya. Membuat akar-akar rambutku mau lepas rasanya.

"Ingat kembali! apa yang pernah aku ucapkan lil brother!"

Kedua mataku terbelalak saat mata birunya memandangku tanpa emosi. Membuat bulu kuduk meremang seketika, baru pertama kalinya aku takut berhadapan dengan satu mahluk.

"Apakah benar? Kalau kita adalah saudara? Apakah benar Ayahmu adalah Ayahku?  Apakah benar kita adalah saudara beda Ibu tapi satu Ayah? Apakah benar bahwa kita ini adalah..." Rentetan pertanyaan meluncur begitu saja dari mulut Marqu, membuatku mematung kaku saat menatapnya.

"Kita ini adalah adik-kakak? Apakah benar begitu?" Suara bassnya teredam suara angin. Bagai hilang di tiup angin, aku hanya menatapnya dalam diam.

Cukup lama kami di lingkupi oleh keheningan. Marqu lalu meninjuku dengan kepalan sebelah tangan kanannya.

"Why Rully? Why? Tell me!"

Aku menggeleng tidak merespon, membiarkannya tidak mengetahui lebih lanjut. Mencoba menahan rasa sakit akibat tinju 'babon' darinya.

"Bukan urusan kita Brother."

Kata itu...

Ya kata itu...

Akhirnya aku bia mengucapkannya juga...

Aku mengepalkan tanganku, menahan segala hasrat agar tidak menubruk tubuh jangkungnya dan memeluknya dengan begitu erat. Dia Marqu. Sahabatku yang mempunyai jabatan lebih daripada itu. Posisi yang lebih daripada itu juga. Dialah obsesi tertinggiku, dia Kakakku.

Sudah lama sekali, rasanya... mulutku begitu gatal ingin mengucapkan kata 'Brother' untuk memanggilnya. Menghormatinya. Akan tetapi, aku tahu diri... pasalnya aku adalah anak yang tidak diinginkan oleh Daddy. Aku hanya anak dari Diamond Elcatrio Sarael. Hanya Ibuku yang mengakuiku, meskipun sebenarnya kehadiranku di dunia ini adalah suatu kutukan yang berupa 'kematian' untuk Ibuku sendiri.

"Ba... bagaimana bisa???" Suara tertahan dari mulut Marqu membuatku menatapnya dengan pandangan sendu.

Aku menghembuskan nafas dengan perlahan, "semua ini salah keluarga besar Daddyku dan Mommyku." Ujarku.

Namun, aku mengutuk dalam hati. Begitu hinanya diriku, mengatakan kata "Daddyku" tanpa melihat situasi dan kenyataan bahwa Daddyku itu adalah Daddy Marqu juga.

"Apa hanya aku yang tidak tahu tentang ini? Perihal semua ini? apa hanya aku?" Ia mengacak-ngacak rambutnya dengan kasar, mata birunya menatapku dengan tatapan menusuk.

Aku mendesah berat, "ya, hanya kau." Ungkapku dengan jujur.

Selanjutnya, aku melihat dia memandangiku dari atas dan hingga ke bawah. Menilaiku dengan tatapan yang begitu membuat ngilu setiap persendianku.

"Pantas saja..."

"Pantas saja... kau selalu dieluk-elukan, kau selalu dikatakan replika asli dariku. Padahal aku belum tahu siapa kau lil brother..." Aku menahan nafas saat mendengarnya, "yang aku tahu... aku mempunyai lawan yang begitu tangguh. Lawan yang tidak terkalahkan, lawan yang benar-benar bisa membuatku mendidih saat menatapnya. Lawan yang selalu aku impikan, lawan yang benar-benar tepat untuk tubuh perkasaku..." Setelah mengucapkan opininya, Marqu tertawa sumbang lalu menatapku dengan tatapan mata yang begitu menyebalkan. Meremehkan.

Under The Moonlight : Book 1 (The Alpha - The Pursuit Of Love)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ