"Maaf," ucap Ify singkat setelah tau siapa pemuda yang sudah menabrak dan menghardiknya.

"Eh, Ify. Aduh, maafin gue ya karena udah marahin lo tadi. Maaf banget lho gue kira bukan lo yang gue tabrak tadi," ucap pemuda itu, Marvel. Pemuda yang sekelas dengan Obiet, sekaligus orang yang menyukai Ify. Pemuda itu sudah banyak kali menyatakan perasaanya pada Ify namun gadis itu selalu menolak dengan alasan ia masih ingin fokus pada pelajarannya dan belum siap untuk pacaran saat ini. Tetapi pemuda itu sama sekali tidak mengenal arti putus asa karena meski sudah ditolak oleh Ify berkali-kali namun ia masih saja mengejar Ify.

Sebenarnya Marvel itu seorang pemuda yang baik dan rajin. Ify sering melihat pemuda itu membantu teman-teman kelas mengangkat barang-barang yang berat. Guru-guru juga sering ia bantu. Namun Ify tidak suka dengan sikap panas baran pemuda itu. Tahun lalu, saat sekolah mereka mengadakan pentas seni, Ify melihat Marvel yang memarahi teman-temannya gara-gara mereka salah membeli pesanan Marvel. Padahal menurut Ify itu masih bisa diganti selagi pesanan yang diminta masih ada dan belum terjual habis. Tak lupa juga saat Marvel mengajar adik kelasnya untuk berenang. Ketika itu, Obiet yang disuruh oleh guru renang kelas Ify untuk mengajar kelasnya. Dikarenakan waktu kelas renang X IPA dengan X IPS sama, Ify dapat melihat dan mendengar Marvel yang mengajar anak-anak X IPS berenang. Marvel ketika itu bukannya mengajar adik kelasnya untuk menjadi lebih baik, malah ia memarahi mereka padahal itu adalah kelas pertama mereka jadi wajar saja mereka tidak tau cara untuk berenang apalagi siswa-siswi yang memang tidak bisa berenang.

Dan kejadian yang baru saja terjadi tadi. Pemuda itu sangat marah padanya sedangkan yang salah bukan Ify. Marvel bilang ia marahin Ify karena tidak tau bahwa itu Ify? Jadi jika yang ditabraknya tadi bukan Ify berarti Marvel akan memarahi orang itu habis-habisan? Ify hanya mampu menghela nafas berat. Sepertinya sampai kapan pun ia tidak bisa menghindari pemuda itu kecuali pemuda itu berpindah atau Ify sendiri yang berpindah tapi sepertinya itu tidak akan pernah terjadi.

"Iya, gak apa-apa kok kak,"

"Lo mau ke mana?" Tanya Marvel saat melihat Ify mengambil tasnya yang jatuh gara-gara bertabrakkan dengannya.

"Gue mau ke kelaslah kak, masa mau ke hutan," sarkas Ify.

"Hehe...iya juga sih. Erm...kalau gitu gue antarin lo ke kelas ya? Dan...tolong jangan tolak gue kali ini. Udah cukup lo tolak cinta gue Fy, gue mohon ajakan gue yang ini lo jangan tolak lagi. Bisakan?" rayu Marvel. Ify memutar bola matanya kesal.

"Yaudah terserah lo aja deh kak,"

"Makasih Fy,"

"Sama-sama,"

*****

Universitas Omega Jed

Hari ini kuliah Ray selesai jam 12 siang. Sebelum pulang ke rumah, Ray seperti biasa datang ke taman tempat biasa ia mendengar musik. Tepatnya taman itu adalah taman yang sering ia dan kekasihnya datang setelah kuliah mereka selesai. Sebelum kekasihnya meninggal, tempat itu sering menjadi tempat mereka untuk mengobrol dan melepaskan lelah setelah kuliah selesai. Banyak kenangan yang mereka lakukan di taman itu salah satunya adalah mendengar musik. Disebabkan itulah, setiap kali Ray mendengar musik yang mereka sering dengar, ia akan teringat akan kekasihnya. Bahkan ia sering halusinasi melihat kekasihnya setiap kali selesai mendengar lagu favorit mereka.

"Liv, aku kangen sama kamu. Kenapa kamu harus pergi secepat ini? Kamu tau gak? Karena terlalu kangen sama kamu, aku ngerasa aku sering halusinasi melihat kamu. Bahkan kemarin saat mendengar lagu favorit kita, aku melihat kamu jalan sendirian ke kantin. Seperti waktu pertama kali aku melihat kamu. Aku kangen sama kamu. Kamu akan selalu ada dihati aku, Liv," Ray menutup matanya. Mencoba menahan air matanya ingin mengalir keluar disebabkan terlalu merindui kekasihnya.

Destiny [Revisi]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora