13//Gay

24.9K 2.8K 1.5K
                                    

Masa kemarin Ariana lagi konser terus dibom :(

Dan besok Justin konser di tempat yang sama :(

"Kak, sebenarnya Mark itu Gay."

"Ah?!"

"Kak Vernon itu gebetanku, jangan dideketin."

"Nggak! Nggak! Ini pasti akal-akalan kamu mau tidur sama kakak kan?!"

Please. Mark gay? nggak banget. 

"Nggak kak. Aku serius."

Anjir gue mau nangis aja dengernya, "Mark... kamu belajar jadi gay darimana sih?"

"Serius bohongnya!! Wlee satu kosong hahahahaha..."

"Markonah!!!!!" teriak gue sekencang-kencangnya sambil jambak rambut Mark dan bawa muter-muter. 

"Aduh! Aduh... sakit huaaaaa.... hiks hiks.." elah pake nangis segala, emang gue jambaknya kekencangan ya?

Gue langsung ngelepas jambakan, "Eh eh maaf, kepalanya sakit ya??"

"sakit banget..." kata Mark meringis pelan. 

Otomatis tangan gue ngambil alih kepala Mark dan ngusap-ngusap pelan area yang gue jambak tadi. Kulit kepalanya beneran merah:(

"udah hilang belum sakitnya?" tanya Gue sambil natap Mark lekat-lekat.

"Masih sakit banget...hiks.." rintih Mark, yalord ga tega:(

Gue terus ngusap-ngusap kepala Mark sambil nanya, "Sebelah mana masih sakit?"

Mark senyum, "sebelah sini, sakit banget." sambil nunjuk bibirnya. 

Gue diem, ni anak keracunan apa sih. 

"Minta dicium." ucap Mark lagi. 

Sumpah ini awkward banget. Gue berusaha jauhin badan dari Mark sebelum yang tidak-tidak terjadi. Tapi malah ditarik Mark. 

Detik ini gue baru nyadar, badan gue ada di atas badan Mark yang lagi senyam senyum nakal. Dengan kecepatan kilat dia membalikkan situasi. Gue di bawah, Mark di atas. 

"Mark..?" ini kenapa gue gemeteran:(

Mark malah ngusap-ngusap pipi gue, "Kak.. udah pernah first kiss belum?" 

"Be-belum." 

"Mark juga belum."

e an je aye

"Mark ah.. lepasin. Kakak mau-hmpff"

Ini anak kecil seriusan nyium gue????????????

Bibir Mark yang tipis menempel sempurna di bibir gue, entah belajar darimana dia udah berhasil masukin lidahnya dan mengabsen setiap inci dari gigi gue. Di sela-sela ciuman, gue bisa denger Mark berbisik pelan, "Mark sayang kakak." 

Sampai akhirnya, gue ngelepasin ciuman karena emang ciuman ini satu pihak. Bahkan gue belum persiapan nafas untuk em.. first kiss gue?

Tapi Mark lagi-lagi menjulurkan kepalanya nyium bagian ujung dari bibir gue. Sampai berakhir dengan bunyi 'cuph' dan ciumannya terlepas. Mark nyingkirin badannya dan duduk di samping ranjang, gue juga. Sambil terengah-engah. 

Tiba-tiba Mark balik badan lagi, alhasil kita jadi hadap-hadapan. 

"Kak.."

"AH!?" ini gue jadi gelagapan sendiri habis kissing sama adek sendiri??????

"Mark  pengen nanya, jawab jujur."

Gue cuman ngangguk sambil ngatur nafas. Pasalanya Mark mulai mengikis jaraknya antara gue lagi. 

"Kalau Mark sayang sama kakak, gimana? Sayang dari seorang laki-laki ke wanitanya."

e an ja aye

ini gue ditaksir adik sendiri???? Yalord saking jonesnya. 

"Mark, kamu gila? Kita ini adik kakak-"

"Tiri." potong Mark dengan cepat. 

"Ya tetep aja, kalau papa sama mama tau gimana???" tanya gue penuh penekanan. Perasaannya Mark ke gue itu salah. Nggak seharusnya ada. 

"Mark bakal jelasin semuanya. Mark janji." jawab Mark. 

Gue berusaha ngasih penjelasan, "Bukan masalah jelasin atau sebagainya. Tapi kamu nggak seharusnya ngasih perasaan lebih ke kakak." 

Hening.

"I think that you love me too." cicit Mark.

"I love you to be my cute brother."

"But I love you to be my girlfriend." ucap Mark lagi. 

Gue buang nafas kasar, "But we can't." 

"Why? Mama sama papa pasti maklum. Kita bukan saudara sedarah." jelas Mark sambil megang bahu gue. 

"Can you be my girlfriend?"

Udah, gue mau semua permainan gila ini berakhir. "No, I can't."

"I know you want to be my girlfriend." 

Gue nggak bisa bohong. Dari awal gue liat Mark ada di rumah ini, gue udah jatuh cinta duluan. Mungkin jauh sebelum dia suka gue. 

"Do you want me too?" tanya Mark lagi dan gue ngangguk sebagai jawabannya. 

Mark buru-buru ngambil handphonenya, "Let's call mama and papa!"

Gue langsung loncat dari kasur dan ngerampas handphone Mark, "Mark, listen to me.....  Ayo kita jadi seorang laki-laki dan wanita pada umumnya di kehidupan selanjutnya. Menjadi sebuah pasangan yang dipertemukan normal bukan sebagai seorang saudara. Trust me, I swear. In our next life, not now."

"Jangan membuat janji yang belum bisa kakak tepati. Kenapa nggak kita jalani sekarang? In fact, You make me crazy."

"Aku berjanji." Ucap gue sambil menggerakkan tangan kanan menyilang di depan dada, bahwa gue berjanji atas nama salib dan tuan Jesus. 

Pilihan gue benar kan? Adik kakak memang nggak seharusnya punya perasaan lebih satu sama lain. 

Tamat

ADEK / MARK ✓Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ