Forgive me, Please

5K 207 51
                                    

****

“ Maaf, nda,” Raihan berulang kali meminta maaf padaku sambil berlutut.

Aku menatap mata cokelat pekat yang dulu dan sampai detik ini sangat aku kagumi.

Aku tersenyum pada pria yang sangat aku cintai selain Papahku.

“ sudah terlambat, Yah.” aku menjeda kalimatku sesaat. “ Bunda, sudah kasih Ayah kesempatan berulang kali” aku kembali terdiam untu mendengar responnya.

“ iya, nda. Ayah tahu itu. Tapi, Ayah benar-benar khilaf kali ini. Ayah, mohon sama Bunda sekali ini, beri kesempatan untuk Ayah”ucapnya pelan.

Aku menggeleng sambil tersenyum. “ Maafkan Bunda, yah. Bunda gak bisa kasih kesempatan ke Ayah lagi. Disini sudah terlalu sakit” ujarku sambil menyentuh permukaan dimana hatiku bernaung.

Raihan yang masih saja berlutut, mencium telapak tanganku berulang kali. Aku merasakan tetesan air matanya membasahi kulitku.

Kau menangis sayang, untuk apa??? semua sudah terlambat!! aku tak bisa memberi kesempatan padamu lagi, yah.

“ Bunda udah gak sayang sama Ayah lagi?” aku terkejut akan pertanyaan yang dia lontarkan padaku.

Aku tak sayang lagi padanya. Bagaimana dia bisa berfikir seperti itu??? semenjak aku menikah dengan'nya, memiliki 2 buah hati, dan sampai saat dia berselingkuh pun aku masih sangat sayang padanya.

“ Bunda masih sayang sama Ayah kok. Maka dari itu, Bunda ingin lepasin Ayah. Bunda ingin Ayah bersamanya, menjauhkan Ayah dari dosa berkepanjangan.”ucapku pelan.

Hening sesaat, hanya terdengar gemericik hujan yang turun.

Pria-ku,Raihan_ku, ayah dari kedua anak'ku berdiri dan mengambil duduk disampingku.

Mengelus permukaan jilbab biru yang kukenakan.

“ Kamu semakin terlihat cantik dengan jilbab ini, Nda,”

aku menatapnya,” iya, makasih yah”

“ Nda, ayah minta maaf atas semua kesalahan yang ayah perbuat selama ini. Membuat bunda kecewa, mengingkari semua janji yang pernah ayah ucapkan dulu ke Bunda. Ayah berjanji membuat Bunda bahagia seumur hidup, tak'kan pernah khianati bunda,”jelas pria-ku, Raihan.

Aku menggeleng,” ayah gak pernah ingkar janji sama Bunda, ayah memberi bunda amanah untuk menjaga Darren dan Qirana, itu kebahagiaan yang tak pernah ternilai. Bagi bunda selama 15th pernikahan ini, ayah sudah memberikan kasih sayang yang terbaik buat bunda dan anak-anak”

Raihan menitikan air mata lagi ”semakin bunda bicara seperti itu, Ayah semakin merasa bersalah terhadap Bunda,”

aku tersenyum pada Raihan. “ sudahlah Ayah, jangan menangis. Ini sudah keputusan kita”

raihan menatapku lembut, meskipun tatapan itu tak sama seperti dulu.

“ ini keputusan bunda, bukan ayah”

“ Ayah, apa ayah tega melihat bunda nangis setiap malam karena ulah ayah selama ini, apa ayah tega melihat anak-anak ikut menangis ketika melihat bunda terisak tanpa sebab ketika bunda sedang bersama anak-anak. Mereka selalu bertanya pada bunda, kenapa bunda sering menangis” ucapku masih dengan kelembutan.

“apa yang harus bunda jawab, yah??” lanjutku bertanya padanya.

“ apa bunda harus bilang pada mereka bahwa alasan bunda menangis dikarenakan perselingkuhan ayah dengan sahabat bunda yang juga sekertaris ayah, Airin. Wanita yang mereka kenal sejak kecil, wanita yang mereka panggil tante. Apa itu yang harus bunda jawab, yah” isakku.

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang