Langkah Awal

12 4 1
                                    


Akulah pengagum di balik tabir rahasia

Yang menyukai senyum manismu yang penuh kharisma

Akulah pengagum di balik tabir rahasia

Yang selalu iri akan indahnya karya sang pencipta

Yang menciptakanmu dengan penuh pesona

Titanium untuk sang awan di langit senja

Gue tersenyum setelah membaca isi surat yang gue buat untuk kak Elang semalam. Ya Elang Hermawan, gue ngambil nama belakangnya yang menurut gue lebih keren jadi panggilan sayang gue buat dia kalo misalnya entar kita jadian. Oke, gue tau gue pede banget baru di awal taruhan tapi gue udah ngebayangin jadian ama dia. Tapi gak ada salahnya kan motivasi buat diri sendiri.

Gue melipat kertas origami tempat gue membuat surat tadi menjadi bentuk bangau. Setelah itu gue menuliskan nama Kak Elang di sayang sebelah kiri bangau tersebut. Gue sadar ini agak kekanakan, tapi gue suka banget ama origami. Apalagi setelah baca cerita Origamiara yeng menginspirasi gue untuk buat surat pake origami.

Gue memasukkan origami ke tas dan memandang sekeliling mencari Sani yang mengekori gue sedari parkir tadi namun izin pergi ke toilet saat kami baru duduk di bangku taman. Gue melihat Sani berlari-lari di lorong saat mendengar pengumuman.

"Kepada adek-adek yang mengikuti MOS untuk segera berbaris di lapangan sesuai dengan gugus yang telah di bagi kemarin. Jangan lupa atribut MOSnya di pakai dan jangan sampai tertinggal apapun karena semua atribut akan kita cek, sekian terimakasi."

"Nay, kita baris di situ." Sani menunjuk lapangan tempat Peserta MOs berbaris yang tak jauh dari taman tempat kami duduk sekarang. Gue langsung menuju tempat yang di tunjuk Sani tadi sambil membantu membawa beberapa barang yang dibawa Sani.

"Nay, lo gak bawa syarat pertama?" Sani baru tersadar jika aku tidak membawa syarat pertama.

"Gak, gue gak bisa bawa berat-berat kayak lo."

"Gilak, lo bisa di hukum entar Nay." Sani lebih terkejut.

"Lo mau taruhan berapa kalo gue bakal dihukum?"

"Gue bayarin sarapan and makan siang lo." Sani menjawab dengan semangat.

*****

"Untuk yang tidak membawa syarat mengikuti MOS, kakak minta untuk maju ke depan dengan sukarela. Sebelum di periksa oleh panitia dan akan mendapatkan hukuman yang lebih berat." Si pria bernama Leo kemarin mulai berceloteh lagi di depan sana.

"Kan Nay, gue bilang juga apa." Rika berkata dengan wajah khawatirnya.

"Udah, gak usah khawatir." Gue berjalan kedepan sebelum ada pemeriksaan.

Waw, lumaya banyak juga yang tidak membawa persyaratan. Ada sekitar 12 orang termasuk cowok yang duduk de sebelah kiri gue kemarin yang memakai papan nama yang bertuliskan singa, tapi sayangnya cuman gue sendiri ceweknya. Gue mulai mengambil barisan paling depan karena gue paling pendek.

"Jadi, ada apa dengan kalian semua? Kenapa tidak membawa peralatannya? Kakak agak miris dengan angkatan tahun ini, belum resmi menjadi murid dari sekolah ini saja sudah banyak yang tidak mematuhi aturan."Leo memulai lagi celotehan panjangnya yang semakin membuat gue gak suka ama ini manusia.

"Kak, saya bawa surat keterangan tidak mampu. Kakak bilang ini bisa di toleransi kalau membawa surat keterangan tidak mampu." Si Singa menjawab Kak Leo yang sedang berbicara. Nama itu sangat cocok dengannya yang memiliki nyali yang besar.

"Okk, kalo gitu yang membawa surat keterangan tidak mampu silahkan kumpulkan dengan kakak dan kembali ke gugus masing-masing." Kak Leo menjawab dengan agak kesal.

Gue mengambil surat tersebut dari dalam tas karung Goni, gue liat ada 3 orang lainnya yang juga mengumpulkan surat selain gue dan si Singa.

"Ehh, pupcorn itu hewan apa?" Kak Leo memanggil gue lagi yang baru saja berbalik untuk kembali ke gugus tiga.

"Nama kucing gue di rumah Kak." Gue berbalik dan menjawab Kak Leo.

"Seharusnya lo tulis kucing bukan pup-pup apalah itu." Nah kan, gue bilang juga apa. Gue pasti gak bakal suka ama manusia satu ini. Terlalu sok pintar tapi begok.

"Lah, kan yang di minta kemarenkan namanya bukan spesies. Bedain dikit dong." Gue tersenyum dan meninggalkan Kak Leo yang sudah mati kata.

"Ok ok, kita sudahi perdebatannya di sini. Kakak akan ambil alih dari sini. Untuk yang tidak membawa persyaratan ikuti kak Dani untuk mendapatkan hukuman. Dan untuk yang lainnya silahkan duduk karena jadwal kita hari ini perkenalan ekskul." Kakak centil mengalihkan perhatian peserta MOS kembali kepadanya.

****

"Shit, Si Leo kutukupret benar-benar cari masalah ama gue. Mungkin dia pikir dia hebat hanya dengan menjadi mc abal-abal gitu." Sumpah serapah gue keluar.

"Udah ih Nay, gak usah dipikirin. Toh itu emang tugas dia, lo kan udah menang taruhan ni. Ntar gue beliin makan siang lo deh." Sani membujuk gue, dia memang ahlinya dalam hal bujuk membujuk.

Gue tersenyum mengingat hari ini gue gak bakal ngeluarin uang buat makan siang, gratisan mah emang selalu enak. Gue suka taruhan karna gue tau gue selalu menang.

"Ok adek-adek, sekarang saatnya kumpulkan coklat dan surat cinta kalian bawa kepada Kak Putri yang berdiri di depan. Dan jangan lupa buat nama kalian dan nama Kakak panitia yang ingin kalian kasih suratnya. Setelah itu kalian bisa pulang kerumah masing-masing dan sampai jumpa minggu depan dimana kegiatan belajar mengajar telah berlangsung." Acara MOS di tutup dengan senyum centil dari kakak centil yang sampai sekarang gue gak tau namanya.

Secred AdmirerWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu