“Nonton doi gue main futsal di gsg depan.” Cengir Shania. Shania baru tiga bulan lalu berpacaran dengan Haris yang notabenenya adalah adik kelas.
“Dasar lo nih.” Cibir Kaelyn.
“Gue jamin deh lo nggak bakal nyesel nanti kalo udah sampe sana.” Shania mengamit lengan Kaelyn.
Sesampainya di gsg Shania langsung melambaikan tangan kearah haris yang sedang menggiring bola menuju gawang lawan. Dengan cepat Shania langsung menarik Kaelyn kepinggir lapangan yang sudah dipenuhi oleh hampir seluruh siswa.
“HARIS!!” teriak Shania dengan melambaikan tangannya kearah Haris yang sudah bersiap untuk mencetak gol.
Saat Shania sedang sibuk meneriakan nama Haris mata Kaelyn berkelana mencari seseorang yang sangat ingin dilihatnya. Dan dapat dilihatnya Aldo sedang berdiri dipinggir lapangan bersama dengan teman-teman sekelasnya. Dia makin terlihat sempurna saat sedang berdiri dengan satu tangan dimasukkan saku celana seperti sekarang ini.
^^^^
Pulang sekolah Kaelyn duduk dihalte menunggunya bis datang. Shania sudah pulang bersama Haris sedari tadi. Langit mulai menunjukan tanda-tanda hujan akan turun diawali dengan mendung yang semakin pekat. Sedangkan tidak ada satu bus pun yang lewat. Tiba-tiba ada sebuah motor yang berhenti disamping halte lalu pemiliknya berjalan kearah bangku halte.
“Lagi nunggu jemputan?” tanya orang itu.
Bulu kuduk Kaelyn meremang mendengar suara itu. Dengan sangat hati-hati Kaelyn melihat siapa yang sedang duduk disampingnya. Susah payah Kaelyn meneguk ludahnya. Saat ini, jam ini, sekarang ini, menit ini, detik ini, Aldo duduk disampingnya walau masih ada jarak satu meter.
“Nggak. Gue lagi nunggu bus dateng.” Ucap Kaelyn setelah berhasil meredakan gemuruh didadanya. Dia terlalu senang mendapati Aldo saat ini sedang duduk disampingnya dan bertanya padanya.
Dari ekor matanya Kaelyn bisa melihat Aldo yang sedang melirik kearah jam tangan yang melingkar dilengan kirinya. “Udah jam 5an nih. Bus udah susah. Apalagi bentar lagi ujan mungkin malah udah nggak ada lagi.”
“Masih ada kok. Waktu itu malah jam 6 masih ada.” Bohong Kaelyn. Nampak Aldo menganggukan kepalanya.
Lama-lama hujan mulai turun semakin deras dan deras. Aldo merapatkan jaket yang dipakainya sedangkan Kaelyn berusaha sekuat tenaga menahan dingin yang semakin menyergap kulitnya.
“Lo kedinginan?” tanya Aldo dengan menatap Kaelyn dari samping.
“Hah? Nggak kok. Gue malah kepanasan.” Bohong Kaelyn lagi.
Tepat pukul enam hujan reda. Aldo bersiap untuk pulang. “Lo mau pulang kapan?” ucap Aldo yang sudah berada diatas motornya.
“Bentar lagi.” Sahut Kaelyn.
“Oh yaudah kalo gitu gue duluan ya.” Aldo pergi bersama motornya meninggalkan Kaelyn yang tersenyum getir.
“Bahkan untuk nawarin pulang bareng aja lo nggak sudi Al.” Kaelyn menelan ludah pahit. Tidak berapa lama sebuah bus jurusan kerumahnya berhenti dihadapannya. Tanpa menunggu lama Kaelyn segera menaiki bus tersebut.
^^^^
Aku persembahkan hidupku untukmu
Telah kurelakan, hatiku padamu
^^^^
Kaelyn berbeda kelas dengan Aldo. Karena ingin menjadi seorang dokter hewan Kaelyn memutuskan untuk mengambil jurusan IPA sedangkan Aldo yang sejak awal mengambil olimpiade ekonomi sebagai eskul lebih memilih IPS. Dan tahun ini adalah tahun terakhir mereka di SMA.
YOU ARE READING
Tak Bisa Memiliki
Teen Fiction"Gue udah tau Al apa yang bakal lo bilang saat gue mengakui semua perasaan ini. Gue terlalu naif berharap lo bakal bisa jadi milik gue." Atara Azalea Kaelyn ntah ini cerita bakal berlanjut apa bakal sampe sini aja minta vote dan comment nya yaa read...
PART 1 #PUPUS~~~
Start from the beginning
