PART 1 #PUPUS~~~

184 7 2
                                        

Aku tak mengerti, apa yang kurasa

Rindu yang tak pernah begitu hebatnya

^^^^

Suasana kantin penuh sesak oleh para siswa yang memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengisi perut mereka. Namun hal tersebut tidak mempengaruhi dua gadis ini yang sedang asik dengan pembicaraan mereka.

            “Wah parah lo. Nggak nyangka gue.” Ucap salah satunya dengan melempar kulit kuaci yang sudah menggunung dihadapan masing-masing.

            “Enak aja. Bukan gue ya. Dianya aja tuh yang ngeyel. Gue kan udah bilang kalo masih nungguin pangeran gue.” Balasnya dan melempar sedotan bekas minumnya.

            “Kae. Lo nih jorok banget sih sedotan bekas minum kok dilempar ke gue.” Sungutnya tak terima.

Atara Azalea Kaelyn hanya tertawa puas mendengar gerutuan sahabat karibnya, Destya Shania. Namun tawanya langsung terhenti ketika matanya menangkap sosok yang selama ini diidam-idamkannya.

            “Ngapa lo diem? Kesambet setan kantin lo?” heran Shania lalu matanya mengikuti arah pandang Kaelyn tepat dipintu masuk kantin. “Yaelah kirain apaan. Mau sampe kapan sih lo Cuma liatin dia dari jauh kayak gini. Katanya mau jadi pacarnya tapi nggak ada usaha sama sekali. Gue nggak yakin kalo dia masih single.” Shania berasumsi sendiri.

Terdengar hembusan napas panjang Kaelyn. “Gue juga. Etapi gue udah mutusin buat jujur sama dia tentang perasaan gue nanti pas kita perpisahan. Apapun kata dia nanti gue bakal terima dengan lapang dada.”

            “Itu lebih baik. Daripada lo harus mendem perasaan itu lebih lama lagi.” Shania mengangguk setuju.

Aku mencintaimu lebih dari yang kau tau

Meski kau takkan pernah tau

+++

Aldo Dewangga. Dia cowok yang selama dua setengah tahun ini diam-diam disukain sama Kaelyn. Kenapa Kaelyn bisa suka sama dia? Kaelyn sendiri juga nggak tau. Tapi yang pasti dimata Kaelyn, dia itu sempurna banget buat dijadiin pasangan hidup. Hahah. Cuman sayang kayaknya perasaan Kaelyn bakal bertepuk dengan angin maksudnya sebelah tangan yang artinya nggak ada balasan dari Aldo. Tapi dia bertekad mau jujur sama perasaannya nanti waktu perpisahan sekolah mereka. Biar lega gitu katanya.

+++

Kaelyn menatap bulir-bulir air hujan yang mengalir di kaca jendela kelasnya. Dia berusaha menikmati suasana nyaman yang sudah diciptakannya lebih dulu kalau saja Shania tidak datang dan mengacaukan semuanya.

            “Kae, tadi gue liat Aldo lagi ngobrol sama Devira didepan perpus. Keliatan seneng banget mukanya Aldo waktu lagi ngobrol tadi.” jelas Shania penuh semangat.

Raut wajah kaelyn yang awalnya damai seketika berubah menjadi muram mendengar berita yang dibawa oleh Shania. “Ya terus ngapa?” sahut Kaelyn yang sudah bisa mengendalikan perasaannya.

            “Lo nggak cemburu?” Shania mengernyit.

            “Nggak. Aldo juga bukan siapa-siapa gue. Memang gue suka sama, dia tapi gue nggak ada hak buat cemburu kalo seandainya dia lagi sama cewek lain yang mungkin bisa ngebuat dia lebih nyaman ketimbang gue.” Kaelyn menghela napas sejenak. “Lagian gimana dia mau tau perasaan gue kalo guenya aja belum ngasih tau.”

            “Duh mulai deh galaunya. Mending lo sekarang ikut gue aja yuk.” Shania langsung menarik tangan kaelyn.

            “Kemana?” tanya Kaelyn dengan mengimbangi langkah Shania.

Tak Bisa MemilikiWhere stories live. Discover now