2

1.4K 156 17
                                    

Pelajaran matematika sangat membosankan bagi Sana.

Dikarenakan ia sudah menguap beberapa kali dan dia pun juga tidak mengerti dengan apa yang disampaikan oleh gurunya.

Ketika ia sedang menguap untuk kesekian kalinya, tiba-tiba ia merasakan ada sesuatu yang menyentuh punggungnya.

Ia menoleh ke belakang, dan mendapati Mark mencoleknya dengan sebuah kertas.

Sana mengambil kertas yang diberikan oleh Mark dan membukanya.

Mark: Ngantuk lo?

Sana kemudian menuliskan balasannya.

Sana: banget, bosen woy

Dia melipat kertas tersebut dan memberikan lagi ke Mark. Setelah itu, Mark menuliskan balasannya dan hal itu terus berlanjut.

Mark: kayak gue dong, bisa tidur dibelakang ;)

Sana: y, kocak

Mark: hehe ;)

Sana: gjls

Mark: biarin, yang penting ganteng

Sana: apaan dah, malah tambah gajelas

Disaat Sana akan memberikan kertas tersebut ke Mark, tiba-tiba Pak Kim, guru matematika mereka memanggil.

"Minatozaki Sana, apa jawaban X ini?" Tanya Pak Kim, menunjuk ke huruf X yang ditulis di papan tulis.

"Eh..." Sana bingung menjawabnya dengan apa. Karena ia tidak menyimak pelajaran Pak Kim dan juga ia tidak begitu pintar tentang matematika.

Mark mengangkat tangannya dari belakang, untuk membantu menjawab pertanyaan yang diberikan ke Sana. "X sama dengan 5, Pak Kim"

"Ya, benar. Bagus sekali, Mark Tuan," ujar Pak Kim, lalu ia menoleh ke Sana.

"Minatozaki Sana, kau harus menyimak pelajaranku kalau kau tidak ingin kukeluarkan dari kelasku. Untuk hari ini, aku memaafkanmu,"

"Iya, Pak Kim..." Sana menundukkan kepalanya, merasa malu. Kemudian ada kertas lagi dari Mark.

Mark: sori :(

Sana yang membacanya hanya tersenyum. Dia pun memutuskan untuk membalasnya.

Sana: gak papa ;)

Lalu, ia memberikannya ke Mark. Mark kemudian membukanya dan dia nyengir.

Dan akhirnya tak lama kemudian pelajaran matematika selesai. Dan jam selanjutnya, adalah jam kegiatan ekskul.

Untuk kegiatan ekskul, Mark mengikuti ekskul futsal.

Karena Sana mengikuti ekskul memasak, ia beranjak dari kursinya, bersiap-siap untuk ke dapur sekolah yang dikhususkan untuk siswi.

"San," panggil Mark.

Yang dipanggil menoleh. "Apaan?"

"Lo nanti mau bikin apaan?" Tanya Mark.

"Belum tau. Kenapa? Lo pasti mau nitip gue minta bawaiin yang gue bikin, ya?"

"Tau aja, hehe,"

"Yaudah, nanti kalo misalkan bisa, nanti gue bawain. Khusus buat lo,"

"Bener, ya?"

"Iya, udah sana gih. Lo bukannya ganti baju," usir Sana.

"Siap, bos~ dah~" Mark melambaikan tangannya ke Sana.

complicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang